Wednesday, March 01, 2006

Sumbing 3371 mdpl 19-21 November 2005; jalur dusun Cepit - Parakan; episode : sumbing yang redup oleh kabut


Date: Fri Dec 2, 2005 1:36 pm

Prend, ini lanjutan yg kemaren, yang pengen liat foto, silakan buka di :
http://photos.yahoo.com/ariesnawaty
Senyum mengembang perlahan di wajah Simon. Tangan kanannya memegang sebungkus
nasi, telor dadar dan tambahan orek tempe yang lezat bikinan mami-nya Simon.
[suwer!] Matanya sedikit berkaca-kaca menatap kami bertiga. [yang notabene :
sedang berebut makan dalam satu piring yang sama]
"Wazzzzup Simon?" tanyaku simpatik [cailaaaa! Simpatiiiik! :-)] heran deh.
Makanan udah siap, tapi kenapa nggak dimakan juga. Pake acara mata berkaca-kaca
pula'.
"Sekarang gue tau problemnya. Gue butuh sendok. Ada, tapi di suatu tempat." Dan
tersenyum kembali. "Kayaknya jauuuuuuh didalem keril, hiks!"
Hehehe. Bisa aja. Siang itu, baru saja kami mencapai pintu rimba. Makan siang di
pohon pertama yang kami jumpai setelah berjalan melewati ladang penduduk. Sudah
hampir di ketinggian 2000 mdpl.
Dari camping ground tadi, jalur setapak ada persis di depannya. Terus naik ke
arah selatan. Setelah itu, masih ada beberapa tempat datar buat ngecamp. Mulai
rapat oleh pepohonan [walau belum begitu rimbun karena sisa-sisa kebakaran].
Jalur tanah dan batuan yang mudah runtuh yang so pasti licin kalo hujan.
Kami menyeberangi sungai kering dan terus naik mengikuti satu punggungan [tips:
jangan pindah punggungan ya?] setia pada satu punggungan tapi banyak puncak
palsunya. Setelah dilewati, ternyata bordes doang. Masih ada punggungan lagi
yang harus dilewati. Begitu terus! Kalo udah gitu, satu-satunya penghibur lara
adalah GPS pinjaman :-).
Kata-kata favorit pada saat itu adalah :
"Udah ketinggian berapa Mon?" [maksudnya Simon dong, maaf para momon, kami nggak
bermaksud memanggil kalian pada saat itu]
Setelah itu, nyaris tidak ada lagi tempat buat ngecamp. [Kecuali kalau mau
membuka lahan untuk camp] kami terus dihajar dengan jalur yang slurp buaanget
dah, tanpa bonus..nuss.... Terus naik!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Day two, sumbing 2400 mdpl
Bener kan? Kemaren sore, kami sudah mulai jalan kayak keong. Pelaaaaaan banget!
Udah capek, kurang tidur dan .." Kami perlu aklimatisasi dong! :-)" Age diminta
untuk duduk di muka yang baik jalannya eh.... Sori! Kok malah jadi inget lagu
Pada Hari Minggu kuturut ayah ke kota ...lha? Maksudnya Age udah jalan duluan
untuk cari tempat, begitu nemu kami langsung ngecamp.
Pagi itu, kami berniat lanjut! 1000 meter lagi! [tapi naik :-)]. Sudah open
area. Ilalang, dan batuan yang mudah runtuh. Teruuuus begitu. Jalur mulai nggak
jelas nih. [orientasi sih tetep ke puncak dan ikuti jalur air aja, ada beberapa
kok] Sempat bertemu dengan beberapa abg yang baru turun dari puncak [yang
rupanya, ternyata, semalam naek berdaypack ria, via cepit juga] Waktu kami
singgung soal puncak [yaah, iyalah... pasti nanyain puncak] mereka bilang :
"dari sini orientasi ke kiri aja. Karena langsung masuk ke kawah, nhah .. kalo
mau terus ke puncak, dari kawah, kearah kanan, disitu ada jalur. Naik lagi baru
sampai ke puncak"
[stop press: tidak disarankan untuk menunjukan arah dengan kata ke kanan atau
ke kiri. Di jalan raya aja suka salah, Mbok ya pake utara selatan toh!]
Rupanya, kami berjalan terlalu melambung ke kanan. Dan sebagai akibatnya,
kwak kwaaaaaaawaawww [biar lebih dramatis, hehehehe] ..........kami berempat
malah tiba di ..puncak! huahahahahaha..
Kami justru langsung nangkring di gigiran kawah Sumbing. Gigiran kawahnya
sendiri memanjang [seperti persegi panjang atau seperti lintasan trek lari di
lapangan bola yach?] Kami ada diujung. Di ujung lain gigiran kawah ini, itulah
puncak buntu. Dan tidak jauh dari situ, ada jalur turun menuju kawah. Plus, ada
juga jalan turun melalui jalur Garung.
Sudah waktunya makan siang nih. Kebetulan. Kami segera duduk di restoran paling
mahal. Diantara batu-batu. Diantara ilalang. Memandang kawah yang ada dibawah.
Memandang kepulannya yang masih aktif dibeberapa tempat. Memandang gunung
Sundoro yang sebelah-menyebelah dengan kami. Diantara cantigi dan edelweiss yang
mulai mekar. Diantara kabut yang datang dan pergi.
Hmmmmmmmmmmm....
Saat itu Sumbing benar-benar redup oleh kabut...
Serpong 2 Desember 2005; 13.21
[tumben hari ini panas!]
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Spesial tengs!
1. Simon Pardede, Agus 'Age' Setiawan dan Heri Supriyanto; nice trip with all of
u guys!
2. Irfan dan Ambar [yang waktu itu lagi ada di Jogja] superdupersori, batal
mampir euy! Masih ada stok next time kan buat ane?
3. Menteremen yga laen, yang mantau terus dari jkt : Jenny, Ika, Joko, Joe, Kris
... love u all!
4. Beberapa yang sempet dikomporin buat ngikut : Haris, Suwasti, mas Anwar
Hussein ... next trip yah!
5. Juga yg udah baca catper ini. Mudah-mudahan yang belum pernah kesana,
terinspirasi untuk ngisi keril en cabuuuut! :-)
behind the scene :
day three
[situasi : dalam perjalanan turun, kabut tebel dan hujan terus]
"Kenapa Ries?" Tanya Simon prihatin. Dengan baju orange, keril cover warna hijau
daun, dan kedua trekking pole mantap ada ada tangan. Age dan Heri sudah turun
jauh di depan.
"Mon........ punya dengkul isi ulang nggak? " tanyaku sambil menatap sendu kedua
dengkulku. :-) ammpuuuuuunnn deeeeh !!! still long way to go to base camp.
Hiks!
[Non-text portions of this message have been removed

No comments:

 
;