Tuesday, June 09, 2009

koko dan ucup




ini dia kalo Koko dan Ucup lagi bobo siang. Koko -warna tabby, mata cokelat dan hidung merah tua- adalah kakak Ucup generasi kedua. Umurnya sudah satu tahun empat bulan. Sedangkan Ucup -warna putih dan merah- baru saja menginjak umur 9 bulan. Keduanya sama-sama kucing cowok yang amat cupu dan paling manja di rumah ini. Tadi siang, Koko datang bergabung. Melihat Ucup yang tidurnya nyenyak. Tak tahan dia untuk segera bergelung disamping Ucup.


serpong 9 juni 2009, 15.43

Monday, June 01, 2009

ketika jangkrik bernyanyi untuk Abah Iwan

Jujur. Saya iri pada serombongan jangkrik yang entah ngumpet dimana. Yang suaranya ramai ber-krik-krik-krik. … menimpali petikan gitar Abah Iwan malam itu. Menurut saya, malam itu Abah tidak bernyanyi untuk kami. Seratus lima puluh orang yang duduk diatas bangku kayu. Yang menggigil kedinginan tapi enggan untuk pergi.

Tapi ia menyanyi untuk beberapa bibit pohon cemara yang ia bawa. Untuk bintang-bintang yang entah bagaimana nampak riang di malam yang cerah itu. Dan juga menyanyi untuk pohon-pohon yang ada disana. Yang dalam imajinasi saya, sedang merunduk dan menyentuh bahu Abah melalui lengan rantingnya.

Malam itu, adalah malam puncak bagi seluruh peserta Bimbingan Profesi Sarjana (BPS) batch II Pertamina. Kebetulan saya dikontrak untuk merekam kegiatan mereka selama seminggu penuh. Tiga hari pertama di dispsi AU, Halim, Jakarta dan tiga malam berikutnya di Tanakita , di Situgunung, Sukabumi.

Saya sampai ‘lupa’ kalau malam itu harus bekerja  dan hanya duduk di sayap kanan barisan depan. Dengan kamera tergantung di belakang, kedua tangan di saku jaket dan kaki membeku karena hanya memakai sandal.  Benar-benar lupa. Saya tersihir oleh senandung dan petikan gitarnya.

Katanya, setiap kali ia pergi ke suatu tempat, selalu saja ada yang meledak-ledak dan ingin ia bagikan. Semacam catatan perjalanan. Semacam curhat pribadi. Dan dengan lagu itu ia sampaikan.

Saya seperti mendapat insight. Bener juga. Saya bisa rasakan itu. Semacam kegelisahan yang ingin segera saya keluarkan. Bedanya saya lebih suka menulis atau saya lebih suka menjepretnya dalam bentuk gambar.  Tentang pohon, tentang hujan dan tentang kucing 

Paling tidak saya ingin seperti dia. Dapat membaginya kepada orang-orang (minimal yang ada) disekitar saya.  Melalui blog ini salah satunya.

Dan malam semakin larut. Melati dari Jayagiri segera disusul dengan lagu Akar, kemudian Burung Camar dan tiba-tiba saja, saya sudah ikut bergumam bersama penonton menyanyikan Mentari. *aih…ingat jaman ospek dulu*

Ah… yang saya ingat, seusai acara, dengan noraknya saya menghampiri Abah Iwan.

“Abah, boleh foto bersama?”

hahaha…. Dan dengan hangat ia memberikan senyuman yang meneduhkan itu ke hadapan kamera. Dan maaf Aki .. saya catut nama Aki agar bisa kenalan dengan Abah Iwan

Tanakita, 3 Mei 2009

Selengkapnya mengenai Abah Iwan
catatan seorang”sahabat” tentang Iwan Abdul Rachman
kegiatannya saat ini
Lagu-lagunya ada disini

and my fave song is :
Seribu mil lebih sedepa
 
;