Thursday, June 12, 2008

from mboy with luuuuuuuv !

Gaya tidur saya itu selalu waspada mode on. *mungkin cocoknya jadi hansip kali yaaaa.. *Ada bunyi kresek dikit aja, pasti bangun. Apalagi bunyi dhuuuueeeer!

 Tadi pagi-pagi buta -sekitar jam dua subuh kayaknya- saya terbangun.. Biasanya sih, gara-gara mpus pippy *yang kadang-kadang terjebak dan tidur di kamar kami* menggaruk pintu kamar, kehausan dan ingin keluar.

 
Tapi kadang-kadang juga si Mboy yang baru pulang dugem. Datang dari kapling belakang rumah dan minta dibukakan pintu. *itu kalau saya bangun. Kalo enggak sih, biasanya si Mboy memutar naik ke atap rumah tetangga dan turun melalui tembok pagar depan*

 
Nah, tadi pagi itu, semua mpus ada di luar kamar. Saya dengar ada bunyi gludak-gluduk. Kaki-kaki mungil yang berlari-lari kecil kesana kemari. Kayak maen bola. *padahal euro 2008 aja baru dua hari yang lalu* Saya sih maklum. Yaaah.. namanya juga binatang malem. Yang tidur di siang hari dan bermain di malam hari. Pengen join sih. Ahahaha.. tapi masih ngantuk.

 
Tapi kok ada suara cit cit cuit? Nggak mungkin dong team bola mereka bertambah satu makhluk mungil ini. Whaduuuh… pasti ini ulahnya si Mboy.

Siapa lagi kucing di dunia ini yang hobinya mbawa oleh-oleh si mister micky mouse. Tapi.. duh.. suaranya memilukan sekali. Cuit-cuit tanda panik karena tak bisa membebaskan diri.

*maaf ya mr. Micky. Bukannya saya nggak mau nolong. Tapi.. ih.. saya geli ngeliat tikus*

 Maka, saya tepuk-tepuk punggung suami saya yang tidur di sebelah *ya iyalah.. masa ya iya dong*  entah dia dengar atau tidak. Yang penting, aspirasi saya tersalurkan.

 

“Besok pagi. Kamu duluan aja deh yang keluar kamar. Kayaknya kita kedatangan tamu nih

Dia ber ah uh nggak jelas. Mungkin sebel karena dalam mimpinya ada commercial break yang lewat *nyengir* Dan kemudian saya tidur sambil menutup kuping dengan bantal.

 Dan benar rupanya. Begitu pagi datang menjelang dan pintu kamar dibuka. Si mister Micky telah tewas. Tergeletak di depan pintu kamar kami. *hmm.. sepertinya ada yang berencana menyerahkan upetinya kepada kami berdua*. Terdengar teriakan sebal dari suami saya.

 
“Mbooooooy!”

 
Huh.. terpaksa deh. Sepagian itu saya sibuk bersih-bersih. Termasuk keenam kucing bandel di rumah ini.

 Kejadian kayak gini pernah juga terjadi sekitar seminggu yang lalu. Udah malem. Selepas magrib. Tiba-tiba si mboy menerobos masuk rumah. Menggotong tikus malang itu. Dan langsung nge-base di halaman belakang rumah kami yang kecil itu.

Ketiga anak mpus Mboy datang mengikuti. Dapat oleh-oleh nih dari emak Mboy.  Mpus Pippy dan anaknya, mpus Joni, pun datang mendekat *pengen tahu*.

 Saya segera menutup pintu dan hanya berani memandang dengan ngeri dari balik jendela kamar. Sibuk menyusun rencana. Bagaimana ya caranya membubarkan massa yang ada di belakang dan menyuruh Mboy membawa barang buktinya kembali ke luar rumah.

 
Rupanya tikus itu belum mati. sempat terlepas dari gigitan Mboy. Dan kini bersembunyi di sela-sela batang bambu. Si Mboy malah tiduran kucing tak jauh dari sana. Kelihatannya ia ingin memberi kesempatan anak-anaknya untuk menjajal kemampuan mengolah cakar miaunya.

 
Mpus Mimin nampak tertarik. Namun sayang, cakar miaunya yang besar itu tak mampu mencapai tikus yang menggigil ketakutan di balik rumpun bambu. Mpus KIKI dan KOKO hanya berani mengamati dari radius 1 meter dari TKP.

 Mpus Pippy duduk tak jauh dari mpus Mboy. Mungkin katanya *ah… kita-kita yang sudah ibu-ibu ini. Sebaiknya menjadi pengamat saja yaah* dan mpus Joni? Aaah.. si bungsu itu hanya tertarik mengejar-ngejar ekor mpus KIKI yang bergerak kian kemari.

 
Saya kasihan melihat mister micky ini.

 
Entah dari mana, tiba-tiba muncul keberanian saya. Sambil memegang gagang sapu. Saya menyerbu ke belakang. Membubarkan massa. Dan menyuruh mboy *yang sedang menggotong-gotong micky.* untuk segera cabut *tepatnya sih meng-hus-hus!  mboy*

 

Duuuh.. itu hari ter horor dalam hidup saya.

 

Serpong 11  juni 2008 15.44 ( si mimindan joni  lagi bobo di kasur  mpus kesayangannya)

Friday, June 06, 2008

Duh Gusti…di rewind please. Di undo doooong....

Suami saya nggak pernah suka makan tomat. Saya sebaliknya. Pada prinsipnya, segala jenis buah dan sayur, saya suka. Entah itu dimakan mentah-mentah, dibelah dan dijadikan lalapan, dijadikan komponen sayur sup, tumis-tumisan. Apalagi disulap menjadi jus pun, saya nggak pernah menolak.

 Padahal sudah berbagai cara saya kerahkan untuk menghadirkan si tomat merah merekah nan segar itu. Hampir di setiap kesempatan  si tomat itu selalu ada di meja makan.

Wujudnya pun rupa-rupa. kadang-kadang diselipkan menjadi irisan tomat diantara timun lalapan. Tiba-tiba muncul diantara lilitan mie goreng. atau nongol diantara wortel dan kol yang ada di dalam sup yang hangat itu.

 Lain waktu, saya seakan tak peduli dan memakan tomat itu dengan ekspresi -duhinitomatenakdansegerbangetlhoooooo- dan berharap ia tergiur untuk ikut mencicipi. Atau kadang-kadang secara provokatif saya letakkan potongan tomat itu di piringnya. dan dengan tampang galak berkata :

 “Nggak mau tahu! Habiskan!*

 Dan tetap saja tomat cantik itu disisihkannya di ujung piring. Saya kehabisan akal.

 Hingga kemarin saya ngintip, postingan temen ngempie saya. Waaah… boleh juga nih. Nggak sama persis sih. Telurnya saya ganti dengan tempe. Dia nggak bakal tahu, karena tomatnya saya haluskan bersama bumbu-bumbu yang lain.

Makan malam itu sukses. Suami saya melahap tumisan tempe itu sampai habis. Saya nggak terlalu expert sih kalo urusan masak. Tapi dapet nilai ‘memuaskan’ dari sang suami. Cukup membuat hidung saya kembang kempis.

Ah, kejayaan ini harus diulang kembali nih. Sahut saya dalam hati. Besok pagi mbikin nasi goreng tapi dengan bumbu tomat kayak gini aaaah.

“gimana nasi gorengnya? Enak?” tanya saya keg e er-an.

“woooo… enak banget hanyyyyy”

“itu bumbunya pake tomat lhoooooo” Ah.. serasa jadi koki terhebat di dunia

Mendadak ia berhenti makan. Dalam hati saya. Duh Gusti…di rewind please. Di undo doooong. Atau apa sajalah. Tarik kembali ucapan saya barusan. Itu sudah setengah piring ia habiskan.

“hany.. sudah berkali-kali saya bilang, kalo saya nggak suka makan tomat” dan benar. Ia langsung mogok makan.

Saya nyengir. Untung saya sudah punya back up plan. Dua potong roti panggang beroles susu, keju dan potongan buah strawberry. Pelan-pelan saya sodorkan kehadapannya.

 Tamat sudah nasi goreng saus tomat ciptaan saya.


Serpong 6 juni 08 11:28 (mpus2 lagi bobo di kolong mobil. Adem kali ya) lebih dekat dengan si tomat silakan lihat disini. ilustrasinya juga 'dipinjam' dari sini : http://id.wikipedia.org/wiki/Tomat

 
;