Tuesday, November 28, 2006

kucing oh kucing!

http://kucingmania.blogspot.com/

my tarot card today!

jump dari salah satu weblog temen. Hmmm... makes me wonder, do I really really the tower? who is represents war, destruction but also spiritual renewal? hmmm... jadi inget dewa Syiwa...


You are The Tower


Ambition, fighting, war, courage. Destruction, danger, fall, ruin.


The Tower represents war, destruction, but also spiritual renewal. Plans are disrupted. Your views and ideas will change as a result.


The Tower is a card about war, a war between the structures of lies and the lightning flash of truth. The Tower stands for "false concepts and institutions that we take for real." You have been shaken up; blinded by a shocking revelation. It sometimes takes that to see a truth that one refuses to see. Or to bring down beliefs that are so well constructed. What's most important to remember is that the tearing down of this structure, however painful, makes room for something new to be built.


What Tarot Card are You?
Take the Test to Find Out.

Thursday, November 23, 2006

Penyesalan itu memang selalu datang belakangan .. Hiks!

 

Semalem datanglah cobaan itu. Seperti biasa, buka kompu, nyambung koneksi internet dan langsung buka email. Tapi dengan ‘semena-mena’ mereka bilang : Invalid ID or password. Please try again? *lupakan saja kalau saya sampe salah ketik atau mendadak terserang amnesia. J


 


 


Sampe pegel bolak-balik nyoba, masih aja si Yahoo bilang gitu. Hmmm, bahkan ketika dengan naifnya saya menurut aja begitu mereka bilang : “Kamu lupa 'kaliii...atau salah ketik ID n password gini aja  You can recover your ID and/or password by confirming your private information


 


itu juga udah dilakukan. Tanggal/bulan/tahun lahir; kodepos, teritori, alternatif email waktu dulu registri, Semua! Sudah dilakukan. Hasilnya Nol besaaaar. Aneh deh, padahal datanya udah bener.


 


Dan akhirnya, setelah beberapa kali dicoba, sambil manyun saya liat monitor dengan tulisan No matching accounts found, We were unable to find any accounts that matched the verification data you provided.


 


Kirim email komplain ke yahoo, jawabannya tidak memuaskan. Kayaknya yang jawab juga mesin deh.


 


Sedih. Ini alamat email saya yang paaaaaling awet. Paling lama dalam sejarahnya. Karena unik dan hanya satu-satunya di dunia. J Inilah kelebihannya punya nama yang unik. *ehem.. eheemm!*nggak perlu pusing cari alternatif ID. Cukup ariesnawaty@yahoo.com 


 


Keliatannya, kali ini saya harus mulai say good bye dengan ID kesayangan yang satu itu. Dan kini, saya harus memulai ID baru * intonasinya seperti mengucapkan selamat hidup baru J, red*


 


Parahnya lagi saya nggak punya back-up alamat email temen-temen lainnya. Maaf ya kalo nanti ada ribuan email yang tak berbalas *hehehe* atau jutaan buzz di ym yang tidak terespon. Saya harus mulai ngumpulin lagi satu persatu.  Memang penyesalan selalu datang belakangan. L


 


*info : email default saya sekarang pindah ke ariesnawaty@gmail.com hiks! lagi kecewa sama Yahoo*


 

Wednesday, November 22, 2006




















hari ini sama seperti hari kemaren

bangun pagi sarapan


berenang

sejaaam! hehehe...


nyuci baju

nyetrika.. bibi mode on


but .. TODAY I learn

something new ..


that's

the good thing! :)

Ampuuun deeeh.. nggak bisa tidur!

 

Pernah ngerasain susah tidur? J saya pernah. Dan sering sekali. Segala cara udah dilakukan. Minum susu, baca buku. Nonton tv. Bengong di depan monitor. Baca buku lagi. Matiin lampu. Memejamkan mata. Dan mulai menghitung si mbek yang imut itu….. hihihi… Nggak ngefek. Hiks!


bagian satu

DAUN



bagian satu
daun

Tuesday, November 21, 2006

Duh Rajabasa ... :)


 


  



(Sebagian foto silakan lihat disini the Chronicles of Rajabasa - the nyamuk, the semut and the pacet!)


 


Gunung Rajabasa 1281mdpl [4,203feet]; terletak di Lampung, Sumatra, Indonesia; Latitude: 5.78°S  5°47'0"S  Longitude: 105.625°E 105°37'30"E


 


Tipe gunung strato; masih ada aktifitas Fumarol. Aktifitas erupsinya tidak diketahui, tapi terakhir dilaporkan ada pada bulan april 1863 dan mei 1892. Vegetasi dan hutannya sangat variatif dan cukup 'perawan' karena letaknya hampir berada di tepi pantai. 


 


Menuju kesana :


Banyak sekali angkutan menuju kesana. Dari Jakarta dapat ditempuh dengan bus yang berangkat dari terminal Kampung Rambutan atau terminal lainnya yang menuju pelabuhan Merak di Banten [ac ekonomi Rp 20.000] kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan, kemudian dilanjutkan dengan kapal ferry [bisnis dewasa Rp 10.000 atau ekonomi Rp.7700] yang selama 2 jam menyeberang menuju pelabuhan Bakauheni di Lampung. Selepas Pelabuhan Bakaheuni tinggal naik angkot dari terminal yang ada di depan pelabuhan, angkot berwarna kuning [Rp 10.000] tujuan Kalianda dan turun di daerah Sukamandi, persis berhenti di depan pintu gerbang desa menuju desa Sumur Kumbang. Alternatif lain adalah naik angkutan umum dan turun di depan kantor Pemda Lampung Selatan baru dilanjutkan dengan ojek menuju ds. Sumur Kumbang. Lama perjalanan sekitar 30 menit. Setelah itu langsung disambung dengan ojek [Rp 10.000] tujuan Kampung Sumur Kumbang dengan total waktu tempuh sekitar 15 menit.


 


Perlu diketahui di Kampung Sumur Kumbang ini banyak sekali komunitas penduduk bersuku Sunda. Bila perlu, di kampung ini pula dapat meminta bantuan kepala dusun untuk mencari penunjuk jalan.  


 


 


Info jalur :


Total waktu pendakian sekitar 6-8 jam perjalanan. Ada sekitar 6 pos hingga ke Puncak. Di puncak ada jalur turun menuju kawah yang sudah menjadi danau. Cukup banyak tempat buat ngecamp selama jalur pendakian. Bekal air sebaiknya dipersiapkan sebelum naik. Masih banyak sumber air sebelum pos 1, setelah itu, tidak ditemukan sumber air. Tetapi yang harus diperhatikan adalah pacet, karena Rajabasa sendiri terkenal sebagai ‘gudang pacet’. Jalurnya sendiri cukup aman dan jelas mengikuti satu punggungan gunung. (Menurut penduduk setempat, bila ingin turun ke danau, waktu tempuh dari puncak sekitar 0.5 – 1 jam perjalanan,red)


 


Info lainnya :


Danau tersebut menjadi tujuan utama bagi penduduk lokal maupun orang yang khusus datang untuk berziarah. disana ada yang disebut ‘batu cukup’ ; konon sebanyak apapun orang berdiri diatasnya, akan selalu cukup. Kalau beruntung, orang yang datang dapat menemukan batu kabah. Mengenai ukuran sendiri kurang jelas, ada yang bilang seukuran 1x2 meter. Apakah batu tersebut dapat mengarah ke arah kiblat atau berasal dari Kabah? *masih jadi misteri*


Ada satu pantangan/ pamali yang dipercaya oleh penduduk Sumur Kumbang disana, apabila hendak membuat api unggun agar tidak mematahkan ranting dengan tangan, tetapi harus ditebas dengan pisau.


Kebanyakan kendaraan umum tidak beroperasi lagi setelah gelap. Pastikan kembali ke kota sebelum gelap.


Informasi lain mengatakan bahwa untuk menuju Gunung Rajabasa dapat ditempuh dari desa terakhir yaitu dari desa Cugung. Waktu tempuh hingga ke puncak sekitar 5-6 jam perjalanan. *but, not corfirmed yet*


Berikut info detail dan amat sangat deskriptif tentang jalur. Soale, kemaren, bener-bener miss-oriented. Minim info dan nekad nggak bawa peta. Nggak sempet nyatet utara selatan [walo kompas ada di tangan] karena sibuk ‘siaga satu’ terhadap pacet. Jadi, sorry, orientasinya hanya ada  dua, yaitu : belok kanan atau kiri J


 


/1/


Dari prapatan tukang ojek, yang lokasinya ada dibawah pohon besar di tengah ds. Sumur Kumbang, ada jalan batu menuju kampung terakhir. Nggak begitu jauh sih, paling sekitar 200-300 meter nanjak. Kalo mau menghemat tenaga, sebaiknya pake ojek saja. Per orang hanya Rp 2000. Nanti akan diturunkan di percabangan jalan. Ke kiri berupa jalan batu yang terus ke atas ke arah kampung dan jalur setapak tanah yang berbelok sedikit ke arah kanan menuju kebun penduduk.


 


Jalan tanah tersebut dibatasi oleh pagar kebun penduduk disisi kanan dan halaman belakang rumah berikut kandang ternak di sisi kiri jalur. Jalan relatif datar sekitar 0 s.d. 15deg. Jangan tergoda untuk terus naik keatas, karena daerah kebun ini banyak sekali percabangan dan melambung terus untuk berpindah punggungan. Banyak sekali percabangan, begitu bertemu dengan percabangan, terus orientasi ke kanan.


 


/2/


Tidak lama kemudian bergabung jalan setapak yang datang dari bawah, jangan ragu, orientasi terus ke atas. Setelah pertemuan jalur ini, tak lama kemudian di sisi kanan jalur akan kita temui gerbang kecil dan jalan setapak yang telah diperkeras dengan semen menuju makam Ki Hj. Mas Mansyur. Konon ini adalah tempat moksa-nya Ki Hj. Mas Mansyur.


 


Jalan kemudian sedikit menurun, dan kemudian naik kembali. Begitu bertemu dengan percabangan, ada satu yang naik keatas menuju kebun dan satu lagi kearah kanan, ambil yang ke arah kanan. Jalan masih berupa jalur tanah dan batu. Hati-hati karena licin sekali. Tidak berapa lama kemudian akan ditemui tembok bekas bangunan yang sudah berlumut karena tuanya. Tidak jauh dari situ juga akan ditemui bekas runtuhan tembok bangunan yang sudah berlumut dan satu buah rumah ladang yang kosong.  Berikut akan ditemui bongkahan batu besar bekas muntahan letusan gunung[?] Kemudian jalur mengitari tepian bukit berupa kebun kelapa, jalan sedikit menurun dan kemudian melewati aliran air.  


 


/3/


Setelah melewati kebun kelapa ini, jalur masih relatif datar, tidak jauh dari situ akan kita temui percabangan yang cukup jelas. Satu lurus ke depan, dan satu lagi sedikit berbelok ke kiri, ambil yang kiri.  Setelah itu sekitar 5 menit berjalan, mulai ditemui rumah ladang milik penduduk ada di sebelah kiri jalur.  Rumah bilik sederhana dengan bale-bale depan, lumayan untuk beristirahat.  Namun perlu diwaspadai, karena begitu kita duduk, barisan pacet siap menyerbu, dan puluhan nyamuk siap menempel pada kaki dan tangan yang terbuka. Bahkan, meski sudah memakai celana lapangan yang cukup tebal, sungut nyamuk itu masih dapat menembusnya.



 


Setelah rumah ladang tersebut, masih kita lewati kebun kopi, duren dan cokelat di sepanjang jalan. Terus naik. Jalan terus berorientasi ke kanan. Tidak jauh dari persimpangan jalan tersebut, ada sebuah rumah kebun dengan pancuran air yang terus mengalir di belakang rumahnya, rumah tersebut milik Pak Adjat, kami sempat mampir untuk beristirahat, Kebetulan keluarga Adjat  sedang berada di kebun. Bila sedang berada disana dengan senang hati mereka akan menjamu para tamunya dengan segelas teh dan kopi hangat.



 


/4/


Selepas rumah Bapak adjat ini, jalan sedikit melipir punggungan kearah kanan, kemudian naik sedikit keatas. Setelah itu akan kita temui barisan beberapa pohon kelapa, jangan terjebak untuk terus naik keatas, karena kami sempat naik cukup jauh, jalur jelas sekali. Katanya memang ada jalur ke puncak dari situ, tapi setelah kami coba lewati, alias sempet nyasar kesana, lama-lama jalur makin tidak jelas. Dan hilang di salah satu kebun yang ada disitu. Jadi, begitu menemukan jajaran beberapa pohon kelapa [kalau dipetakan, hampir membentuk lingkaran] dan sebuah pohon pinang, itulah tandanya bahwa kita harus berbelok turun. Ada jalur ke bawah. Ikuti terus jalur tersebut, melewati jalan sempit penuh batu dan licin karena lumut. Jalur terus mengarah kebawah, tidak lama kemudian akan kita temui aliran air, tidak begitu besar. Setelah menyeberangi aliran tersebut, akan kita temui beberapa bongkahan batu yang cukup besar. Orientasi masih terus turun kebawah. Kemudian sedikit naik dan bertemu kembali dengan pancuran air, dan jalur kembali turun kebawah. Kelihatannya mulai berpindah punggungan. Tak lama kemudian akan kita temui rumah ladang tepat di sisi kiri jalur.  Setelah melewati rumah ladang tersebut,  jalur akan sedikit naik, dan akan kita temui lagi aliran air dan sebuah pancuran dari bambu. Kami kemudian melewati aliran air tersebut, sedikit menapak naik, Pos 1. akan ditemui satu dataran cukup untuk ngecamp 2-3 tenda. Ada papan tripleks bercat merah cukup besar yang terpasang pada bantang pohon dan bertuliskan himbauan untuk menjaga kebersihan.


 



/5/


Setelah pos 1, jalur terus naik dan cukup jelas, namun di beberapa tempat sebelum pos 2, banyak sekali jalur yang on off tertutup rumput setinggi kepala. Orientasi terus keatas dan tidak berpindah punggungan. Sejam kemudian, masih kita temui ladang cengkeh. Beberapa rumpun bambu. Setelah itu, mulai memasuki pintu rimba.



 


/6/


Pos 2 sendiri berupa dataran yang cukup buat ngecamp 2 tenda. Masih ada papan tripleks bercat merah yang berisi tulisan yang sama. Jalur jelas. Tapi sepanjang jalur hingga puncak, penuh dengan pacet. Dan benar-benar tertutup rapat oleh vegetasi. 



 


/7/


Tepat sebelum pos 3 jalur berbelok kekiri, ada satu dataran cukup untuk beristirahat dan cukup 2 tenda untuk ngecamp. Masih banyak pacet, dan nyamuknya cukup ganas. Dari situ jalur naik keatas.


 



/8/


Kira2 satu jam kemudian akan kita temui pos 4 yang tepat berada di tengah pepohonan tinggi dan rapat. Banyak tempat buat ngecamp, walau tanah sedikit miring. Setelah melewati pos 4 dan terus berjalan menuju pos 5, orientasi terus bergerak ke arah kiri. Kemudian menuruni lembah, untuk kemudian naik kembali hingga pos 5. jurang di sisi kanan dan kiri. Hati-hati, karena jalurnya tipis sekali. Tanah mudah runtuh. Beberapa kali kami harus meloncati portal kayu yang licin. Sepanjang jalur keatas, banyak tanda panah menuju puncak dari aluminium yang dipasang pada batang pohon.



 


/9/


Begitu tiba di pos 5. Ada semacam gerbang dari batang kayu yang dipasang beberapa papan nama. Cukup untuk beristirahat sejenak. Jarak ke puncak tidak begitu jauh. Dan mulai terbuka sehingga puncak bisa terlihat dari sini. Mungkin sekitar 10-20 meter naik ke atas.  Melewati portal, sedikit ke arah kanan, ikuti jalur naik keatas. Hingga, tibalah kami di puncak.


 




/10/


Puncak gn. Rajabasa ini tidak terlalu luas. Berupa dataran rumput memanjang, cukup untuk dipasang 3 tenda berurutan. Dengan dua sisi pandangan lepas kearah pantai. Di sisi lainnya rimbun dengan pepohonan, ada satu batu yang di semen dan bertuliskan [tidak jelas], namun di dekatnya ada jalur turun yang cukup curam kebawah menuju danau tektonik gn. Rajabasa.


 



/11/


tentang Danau. Menurut penduduk setempat, sekitar 0.5 – 1 jam perjalanan turun. Konon danau tersebut menjadi tujuan bagi penduduk lokal maupun orang yang khusus datang untuk berziarah. disana ada yang disebut batu cukup, konon, sebanyak apapun orang berdiri diatasnya, akan selalu cukup. Kalau beruntung, orang yg datang dapat menemukan batu kabah. Mengenai ukuran sendiri kurang jelas, ada yang bilang seukuran 1x2 meter. Apakah batu tersebut dapat mengarah ke arah kiblat atau berasal dari Kabah? Wallahualam.

donna-donna





Foto ini adalah foto Soe Hok Gie di Puncak Pangrango, tahun 1967. Foto yang sama yang pernah saya lihat pada buku catatan hariannya yang dicetak ulang tahun lalu. Foto ini pula yang menginspirasikan saya *dan teman-teman* waktu itu untuk berpose dan duduk di tugu triangulasi Puncak Pangrango.


Barusan reposting lagi catatan perjalanan waktu ke Pangrango setahun lalu. Dibaca lagi, dilihat-lihat lagi fotonya. Hiks! Jadi kangen. Inget juga lagu-lagu yang diputer dan didenger waktu ngecamp, lagi trekking, dan waktu perjalanan di dalam bis.


Sebenernya, selain lagu Puisi Cahaya Bulan ini, saya lebih suka lagu Donna-donna. Nggak tau kenapa. Cocok aja di hati. Comot sana comot sini – thanks to Eva J dan thanks god … ada fasilitas search dari MP - dapet juga versi origin-nya Joan Baez.


Foto-foto duluuuu banget pernah dipost, liat disini aja : into the darkness of mt. Pangrango Belum baca catpernya? Hehehe.. silakan nyambung sini : pangrango, lembah kasih lembah mandalawangi






Cahaya Bulan VA - OST Gie Eross Ft Okta Unduh
Dona Dona  Joan Baez Unduh
Donna Donna VA - OST Gie Sita (RSD) Unduh
Puisi (Cahaya Bulan) VA - OST Gie Nicholas Saputra Unduh
Tautan Bersponsor
Low Prices on Shoes, Jewelry, Clothing, Food, Accessories, T-Shirts, Electronics and much more. Safe Shopping from friendly, trusted sellers. Great deals on local items.
 
ambarbriastuti menulis on Nov 21, '06
ikut ndenger...
nitanitanita menulis on Nov 21, '06
aku suka puisi-nya .. kebetulan punya di koleksi mp3
yulibean menulis on Nov 21, '06
ikut donlod hehehehe
ariesnawaty menulis on Nov 21, '06
yulibean} berkata
ikut donlod hehehehe 
silakaaaan......
bluecosmic menulis on Nov 21, '06
ikutan...
ariesnawaty menulis on Nov 21, '06
bluecosmic} berkata
ikutan...
silakan mbak Dewi.. met kenal ..
suzievivian menulis on Nov 21, '06
huuuuhuuuuhuuuuuuu.... i love soe!! :))))
ical792004 menulis on Nov 21, '06
dulu punya yg versi lama nya Jon Baez, tp Sita RSD juga ok bagget.
ariesnawaty menulis on Nov 21, '06
ical792004} berkata
dulu punya yg versi lama nya Jon Baez, tp Sita RSD juga ok bagget.
Versinya Joan Baez? Tuuuh! Tinggal didownload aja.
tukangprinting menulis on Nov 21, '06
Teh Sita RSD oke nyanyinya, heum ayahku juga senang dengar lagu ini ;)
sereleaungu menulis on Nov 21, '06
wah..iya..lagu ini asik banget..
ariesnawaty menulis on Nov 21, '06
sereleaungu} berkata
wah..iya..lagu ini asik banget.. 
Hihihi.. bener kan Maaay? :D
maint menulis on Dec 14, '06
wah muakasih bgd ya, sita nyanyiin lagu dona dona bikin... nyessss
ariesnawaty menulis on Dec 15, '06
yup! suaranya Sita emang bening dari sono-nya...
uutandi menulis on Mar 1, '07
nunut donlot ya mba..
ariesnawaty menulis on Mar 1, '07
silakaaaan .... ;)
 
;