Thursday, October 31, 2013

di latimojong ada yang menulis sepucuk surat

Ada yang menulis sepucuk surat.
Tapi aku tak berumah. 
Tak diperlukan alamat
 agar pesan tak salah arah.

 (SDD, pesan) latimojong 11-13 oktober 2013

tryin' for

karangan river
goin' down
strugglin' for

not ready yet





Thursday, August 22, 2013

kunyit dan kursi


Seandainya aku lahir sebagai kursi! 
Lho, tapi kau kan memang kursi 
yang setiap malam aku duduki, 
di samping seekor kucing, nonton televisi. 

 (seandainya, sdd, sutradara itu menghapus dialog kita, buku dua;  malem minggu bareng kunyit, ketika ada waktu untuk 'mengintip' bukunya. cc : dek Astri Kusuma)

Wednesday, May 01, 2013

di cikuray : ketika desau udara melintas cakrawala



Banyak yang bilang, dalam kondisi lelah dan tertekan akan nampak sifat aslinya. Juga ada yang bilang kalau kita berharap terlalu banyak, lalu tak sesuai  dengan keinginan, akan kecewa pada akhirnya. Tapi memang ada yang tak perlu diucapkan terlalu keras. Perlahan saja akan lebih elok rasanya.  (maka saya rasa)  Pengertian akan timbul dengan sendirinya.

 20-21 april 2013, cikuray 2821 mdpl, garut, jawa barat (along with my hubby, nyunyun, mia+macan, triyuli+dian, Ivana+cecep, Dodo+zee, tigor, toots, shiwa)


brief

cecep
@ backstage

a bunch of shoes


BTR  mayday mayday 2013 13.02 *thanks god mpus2 tak demo menuntut UMK (upah minimum kucing) hari ini :p


another pics :  juga ada disini.

Wednesday, March 20, 2013

gunung dan si kecil


tadi siang, saya mengajak beberapa teman untuk pergi ke gunung. Beberapa langsung setuju. Sisanya masih pikir-pikir dulu. Dan yang satu curcol karena diultimatum oleh sang ayah untuk menikah terlebih dahulu :P . 

Tapi ada seorang teman yang langsung berucap. 

“Gue akan bawa anak gue. Mohon bantuan ya”

Sebelum saya iyakan, tentu harus saya uji dulu kelayakannya. Yang saya tahu, anak perempuannya belumlah genap berusia lima tahun.  Fit and proper test lah. Pertanyaan yang paling sederhana adalah :

“Apakah dia sudah pernah naik gunung sebelumnya?”

Dan saya rasa ini adalah pertanyaan saya pula jika ada teman yang belum saya kenal, ingin ikut serta naik gunung. Tentu saja akan saya sambut dengan tangan terbuka. Tapi biasanya saya selidiki terlebih dahulu.

Saya ingat dua tahun lalu, ada seorang teman yang baru pertama kali naik gunung. Sebagai kepala rombongan, tentu tak saya lepaskan sedetikpun dari pengawasan saya. Bahkan beberapa bulan sebelum kami pergi, saya cukup rewel mengingatkannya untuk rajin olahraga.

Nah, kembali ke topik diatas. bolehkah mengajak anak naik gunung? Saya rasa tidak ada masalah jika ingin mengenalkan gunung pada anak-anak. Bahkan pada seorang balita sekalipun. Tak ada ukuran untuk umur berapa dia siap untuk naik gunung. Tapi menurut saya, jawablah dulu pertanyaan dibawah ini sebelum mengajak si kecil naik gunung.

Apakah secara fisik cukup sehat untuk diajak pergi?  Apakah dia mampu? Apakah dia senang? Apakah dia nyaman? Apakah dia cukup sabar untuk melakukan perjalanan yang lama?

Dan saya rasa, pertanyaan yang sama akan saya tanyakan juga pada anda.

Apakah anda senang? Apakah anda nyaman? Apakah secara fisik anda cukup mampu untuk menggendong anak anda jika mereka lelah? Apakah anda cukup sabar menghadapi dan membujuk anak anda jika ia rewel dan bosan? Apa anda juga mampu membawa beban perlengkapan anda dan anak anda sekaligus? (bayangkan jika tak ada porter)

Ingat lho, mendaki gunung itu adalah kegiatan yang memerlukan persiapan fisik yang matang, mental yang kuat, perlengkapan yang cukup dan berat pula untuk dibawa.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Saya rasa yang harus dilakukan adalah mengenalkan kegiatan ini secara bertahap. Tidak langsung naik ke puncak gunung sih. Tapi mungkin trekking ringan di kaki gunung. Kemping ceria di kaki gunung, bersama ibunya atau teman-teman sebaya. Lalu, barulah dinaikkan tingkat kesulitannya. Mungkin naik gunung hingga pos satu lalu turun kembali. Begitu seterusnya.

Saya punya seorang teman yang kebetulan suami istri dan memiliki hobi naik gunung. Mereka bercita-cita untuk mengenalkan kegiatan ini pada putrinya sejak dini. Tentu tak langsung naik gunung apalagi langsung ke puncak gunung. Tapi secara perlahan mengenalkannya pada anak mereka yang masih balita itu. (selengkapnya bisa dilihat disini (http://sereleaungu.blogspot.com/2012/12/mengapa-mendaki-gunung.html)

Dan untuk trip ke gunung dipersiapkan dengan serius. Membawa porter khusus untuk si kecil, membawa pakaian yang super hangat, membawa makanan dan minuman yang sehat untuk si kecil dan masih banyak lagi.



Ah, saya jadi ingat trip kami akhir tahun lalu. Saya baru berkenalan dengan keluarga kecil ini. Ayah, ibu dan anak perempuannya yang masih kelas satu SD. Awalnya saya ragu. Bukannya apa-apa, saya khawatir saja. Untuk ukuran orang dewasa, pergi ke gunung ini cukup ekstrim dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Tapi yang saya khawatirkan tidak terjadi. Rupanya persiapan kedua orang tuanya juga cukup matang. Mulai dari perlengkapan hingga logistik untuk si kecil. Bahkan si ayah cukup sabar untuk menggendong putrinya yang mulai rewel karena mengantuk.

Tapi yang paling menakjubkan adalah ketika si kecil ini berjalan dengan backpacknya yang  berbentuk lebah ,berjalan dengan penuh semangat di depan saya.

Ah.. hilang deh lelah saya. Haha!


BTR 20 Maret 2012; 11;34 (after chit-chat with tigor n special for Siwa family)

Friday, February 01, 2013

the adventure of ji'i


ji'i adalah mobil kesayangan kami. Mobil mungil berwarna merah kelahiran tahun 2006. Medio agustus tahun lalu, kami membawanya ke kaki gunung Kerinci yang letaknya ada di sisi selatan propinsi Jambi. Sekitar dua hari perjalanan santai melalui rute lintas timur palembang-jambi. Nyaris 1384 km jauhnya dari tempat kami tinggal di jakarta. 

Bergantian membawa si Ji'i, berhenti di tempat-tempat menarik, mampir ke rumah teman, mencicipi makanan khas setempat dan berbelanja oleh-oleh. Ah.. kami bertiga nyaris tak terpisahkan.


catatan: 
ji'i itu sahabatnya si Pitung. Sengaja kami beri nama Ji'i untuk menggenapi sahabatnya, si Pitung, motor scopy kesayangan suami saya. Tentu kalian semua tahu lah yaaa... :) Ji'i n Pitung kan superherooo..


(BTR 1 Februari 2013, 14.24, edisi reposting)

ranu yang bernama kumbolo


Lanjutan kisah sebelumnya. Entah mengapa, selalu saja ada danau dan danau di setiap perjalanan kami. Memang perlu sedikit perjuangan sih. Karena kami harus mendaki hingga ketinggian 2400 mdpl. Tapi semua terbayar lunas kok dengan membuka tenda di tepi danau dan pintu tenda tepaaaaat menghadap danau.  :)

woow.. priceless bangeeed !!

(trip 28-4 Januari 2013, bareng my hubby n friends) BTR 13.35 wib sedikit mendung, tapi tak mengapa) 



Thursday, January 31, 2013

kembang ilalang di oro ombo



 Setiap kali lewat tempat ini, saya selalu berjanji. Suatu hari saya akan khusus datang dan bermain-main dengan mereka. Dengan padang,  bukit, ilalang,  hujan,  awan,  bunga rumput, pohon pinus, angin dan burung-burung yang terbang diatasnya. Lalu tanpa disangka kesempatan itu ada. Bergegas membawa kamera dan handycam. Berjalan dari ujung hingga ujung padang. naik bukit lalu turun bukit. menerobos ilalang. Menyentuh batang rumput, menyapa pendaki yang lewat, menghirup harum bunga lavender dan duduk mendengar cericit burung. .. aaah,.. kalian tak kan pernah tahu rasanya. (kecuali.. kalau sudah kesana..hehehe)

-BTR, 31 Januari 2013, 13.41 Wib, ketika nyit-nyit sedang mandi kucing-


Tuesday, January 22, 2013

ada muaro jambi di tepian batang hari


Jika ada yang bertanya dimana letaknya Candi Muara Takus, tentu dengan keyakinan penuh akan saya jawab : di propinsi Jambi. Semantap dan sejelas pelajaran sejarah yang saya terima waktu es de dulu. Tapi itu sebulan yang lalu. Ketika saya dengan bodohnya merencanakan akan pergi kesana seusai trip dari pedalaman Jambi. 

Masih terbayang di benak saya tentang candi ini. Sebuah bangunan persegi yang rapi yang disusun dari susunan batu bata merah. (tentu tak berwarna, karena buku sejarah saya dulu berupa cetakan hitam putih) ;p Dan kenyataan pahit harus saya terima. Muara Takus ada di Riau. Itupun masih 135 km lagi dari ibukota Pekanbaru. 

Lalu pencariannya saya balik. Dari gambar menuju lokasi. Dan ternyata saudara-saudara. Dari gambar yang saya hapal betul bentuknya itu, ternyata adalah candi Muaro jambi. Dan iyahaa! letaknya ada di propinsi Jambi. Ada yang salah dengan buku sejarah? Hmm.. itu soal nanti. The good news is. I found my candi. :)  

Maka, akhirnya disinilah saya. Bersama my partner in crime, Ika dan ditemani teman-teman dari Sendal Jepit, Jambi. Saya diantar berkeliling. Menyusuri situs ini tak cukup waktu sehari. Sebenarnya kalau memungkinkan saya ingin menginap di wisma yang ada di pusat kompleks ini. (walau agak spooky :p) Disini juga ada museum, mesjid, toilet umum dan banyak tempat jajan. Oh iya, jangan lupa menyewa sepeda. Tinggal pilih, sepuluh ribu rupiah saja. SEPUASNYA :p. 

 BTR 22 Januari 2013, 15.53 wib, spin off trip Suku Anak Dalam 9-17 Desember 2012; hujan gede, belum masak, belum menyetrika dan mpus khow-khow nongkrong miau-miau di depan monitor .. oh my....:p
foto-foto selengkapnya ada disini : ada muaro jambi di tepian batang hari

Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai. Luasnya dua puluh kali lebih besar dari Borobudur dan dua kali lebih luas dari kompleks Angkor Wat di Kamboja, Tak perlu heran jika ternyata Candi Muarojambi disebut sebagai kawasan candi terluas di Asia Tenggara. 

Sampai saat ini telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri atas 39 kelompok candi. Sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum dikupas (diokupasi) dan masih dimiliki oleh penduduk setempat. Namun baru sembilan candi yang telah dipugar : Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano.

selengkapnya : wikipedia ; candi muaro jambi ; jambi prov

Thursday, January 10, 2013

seribu candi jonggrang



ketika tiba di tempat ini selalu ketika matahari akan tenggelam. Lalu buru-buru, mendung, tak sempat motret dan terlalu banyak orang. Tapi selalu saja tempat ini memanggil-manggil untuk datang dan datang lagi. Someday.. saya pasti kesini lagi. 

(spin off trip ranu kumbolo awal tahun 2013 lalu; BTR 10 Januari 2013; 08.17 windy mornin')

selengkapnya :  seribu candi jonggrang

once upon a time at Ranu Kumbolo



Kali ini tak ingin ke puncak mahameru, hanya ingin kemping di ranu kumbolo dan bermain-main di sekitar oro ombo. Tahun ini danau ramai sekali. Mungkin karena libur panjang dan banyak yang ingin merayakan tahun barunya di gunung. 

Apapun itu... selamat tahun baru ya!

BTR, 9 Januari 2013; 20.04 (ketika mpus bokir maen sendirian)

-total 15 orang termasuk dua anak es de, dengan dua mobil berangkat dari jakarta, dua orang menyusul dengan pesawat, satu datang dari surabaya dan satu lagi merapat dari banyuwangi. Btw, danaunya penuh kayak cendol.


rame bangeeeeeeed.. :(( *nangis di pojokan*-trip 28 des -3 januari 2013

another pics : ada disini nih..
 
;