Tuesday, November 08, 2011

di kabanjahe, aksi seribu celana dalam batal !




Tuh kan, pasti gara-gara tulisan aksi seribu celana dalam itu kan? Hahaha… 

Nggak hanya kalian. Saya juga begitu. Itu headline koran sore yang menemani kami, saya dan Ika, ngopi sembari menunggu angkutan menuju Kutacane. Disini di warung kopi Simpang Empat Kabanjahe.

Sore itu, setelah puas melihat air terjun Sipiso-piso di Tongging, kami teruskan lagi perjalanan kami. Kali ini Kutacane, tujuannya. 

Setelah tanya sana-sini. Dari sini kami naik bentor menuju pertigaan Merek-Sidikalang. Tidak terlalu lama, hanya 15 menit perjalanan.  Setelah tiba di Merek, kami lanjutkan lagi dengan L300 menuju Kabanjahe. Ongkosnya hanya Rp 4,000 per orang, dan  empat puluh lima menit kemudian kami sudah tiba di Terminal Kabanjahe.

Karena tidak ada angkutan langsung menuju Kutacane, jadi kami harus mencegatnya di Simpang Empat. Katanya disana ada angkutan trayek Brastagi-Kutacane yang lewat. Jadi dari depan terminal, kami naik angkot (@ 2000/orang) dan turun di Simpang Empat.

Nah, di Simpang empat ini ada sebuah warung kopi, persis di perempatan jalan. Warung kopi yang merangkap juga sebagai ruang tunggu bagi penumpang-penumpang transit seperti kami ini. Tujuannya bermacam-macam. Kutacane salah satunya. Disana juga terdapat travel. Ini istilah untuk biro jasa yang mengatur siapa, berapa dan kapan penumpang bisa berangkat.

Tidak serumit di kota besar lah ya. Kami hanya perlu bertemu dengan petugasnya, yang sumpah mati, awalnya saya kira preman setempat :p, dan bilang kemana tujuan kami. Dia hanya berkata : “Kakak percayakan saja pada saya. Nanti saya atur”

Setelah bergelas-gelas  kopi, dua potong donat. Membaca selembar koran, dan ngobrol dengan Bapak yang berasal dari dataran tinggi Karo, jam tujuh malam angkutan itu tiba.

Dan benar, preman bertampang rambo namun berhati rinto itu sudah mengatur sedemikian rupa. Sungguh saya terharu dibuatnya. Barang-barang kami sudah dipacking dengan manis diatas atap mobil. Dan kami dapat duduk di depan. Dalam gelap malam, jalan berlubang, dan hujan rintik-rintik, kami lanjutkan lagi perjalanan kami.

Lima jam perjalanan menuju Kutacane. *Sigh*

 

Kabanjahe 11 september 2011

 

*ngomong-ngomong. Apa isi berita koran sore itu ya? Hahaha.. sudah lupa tuh. 

4 comments:

DhaVe Dhanang said...

ntuh rambonya..? yang pake kemeja ketak0kotak?

DhaVe Dhanang said...

apa maksud ceritanya aksi seribu?

a riesnawaty said...

kalo nggak salah mbaca, ada anggota DPRD belitung (?) yang perbuatannya dinilai nggak sesuai dengan norma susila yang berlaku. Jadiii.. sebagai bentuk tanda tak setuju, warga setempat, rencananya akan protes, sambil menggelar seribu cd itu.. *tapi keknya batal deh acaranya. saya lupa kenapa*

a riesnawaty said...

bukaaaan..:(
sempet diem-diem motret si rambo. haha.. nggak berani terang2an.
tapi blur... *kecewa*

 
;