Friday, April 11, 2008

“Pasti deh kayak dulu. Banyak calo-nya. Banyak yang ngerokok. Dan laki-laki semua. Sebel! “

“Cepet kan, Buuuu!” tiba-tiba saja bapak tua si tukang parkir itu sudah ada disamping saya.

“Iya…yaa”  saya nyengir.

Gara-gara ada pemutihan kemaren nih Bu. Mangkanya nggak ada calo. Biayanya 80 ribu aja kan? Nggak kayak dulu. Bisa sampe 270 ribu!” sambung bapak yang sudah beruban itu *deu.. curhat*

“Ehhhmm.. 85 ribu, Pak” sambung saya lagi *si perfeksionis ini gatal pengen bicara *

Ini sudah kedua kalinya saya perpanjang SIM saya. Lima tahun lalu saya pernah hadir disini. Sepanjang yang saya ingat, hanyalah penderitaan yang tiada berkesudahan. Sebut saja, mulai dari puluhan calo yang mengikuti mulai dari pintu masuk hingga loket pendaftaran, ruang tunggu yang pekat dengan kabut asap rokok , pusat informasi yang entah ada dimana serta biaya siluman yang bisa membuat pingsan tujuh hari tujuh malam.

Sehari sebelumnya, saya sempat mengeluh kepada suami. *curhat tepatnya*

“Pasti deh kayak dulu. Banyak calo-nya. Banyak yang ngerokok. Dan laki-laki semua. Sebel! “

Si bawel ini ngomel panjang pendek. Pendek kata, saya ngerasa nggak nyaman untuk pergi sendiri kesana. Tapi apa boleh buat. Maka, pergilah saya pagi itu menuju Jalan Daan Mogot. Melintas jalan yang padat. Bersamaan dengan orang-orang yang akan berangkat kerja dan sekolah.

Dan dua jam kemudian saya baru tiba di lokasi.

Mangkel.

Pertama, sudah pasti kemacetan di jalan. Kedua, karena kantor pelayanan SIM ini tidak ada dalam peta. ditambah dua kali saya harus memutar karena salah tebak lokasi, harus berhenti dulu untuk bertanya, dan terlewat karena tidak ada penanda yang jelas.

Begitu turun, si tukang parkir malah menawari pulpen dan pensil. “Buat test ntar, Buuu”

“Laaaah?” Saya udah parno aja ada calo yang mengejar-ngejar saya *hehehe…ge er mode on*

Kurang dari satu jam. Kartu plastik mungil itu sudah ada di tangan saya. Untuk perpanjangan SIM, mereka mengklaim tidak lebih dari 30 menit prosesnya. *Saya lebih lama karena sibuk tanya sana-sini, motret dan jalan-jalan di sekitar gedung utama*

Jadi proses untuk perpanjangan SIM itu adalah sebagai berikut :

  1. Beli form test kesehatan Rp 10,000 *perlihatkan KTP*
  2. Test kesehatan *test mata aja* dapet surat keterangan dokter
  3. ambil form permohonan asuransi *warna kuning* isi
  4. bayar asuransi Rp 15,000 *dapet form warna putih+pink*
  5. bayar form isian untuk perpanjang/ buat SIM, Rp 60,000 *dan isi dengan lengkap*
  6. ngantri di loket 21 *serahkan semua dokumen diatas+SIM lama+fotocopy KTP*
  7. masuk ke loket 23 s.d 28 (pilih sendiri) untuk di foto, tanda tangan+ cap jempol
  8. tunggu di depan loket 39 *ada ruang kaca untuk tunggu* akan dipanggil namanya via speaker
  9. SIM sudah jadi

Jadi untuk perpanjang SIM total jendral biayanya tidak lebih dari Rp 85,000

Ada beberapa hal yang patut dicatat disini. Pemutihan, pengawasan, atau apapun itu bentuknya. Mengarah ke satu muara, perbaikan. Semoga nggak anget-anget tai ayam.

Catatan :

  1. Siapkan alat tulis sendiri *kalo nggak sempet ya beli aja disana. Atau pinjem*
  2. budaya antri sudah diterapkan. Jangan coba-coba nyela kalo nggak pengen ditimpuk dari belakang
  3. petugas jaga di pintu masuk ketat sekali. Jadi yang tidak berkepentingan dilarang masuk gedung. *mungkin untuk menyaring calo yang pengen ikut masuk, kayaknya sekarang alih fungsi jadi penjual pulpen dan pinsil di depan gedung*
  4. kerja petugas di setiap loket amat cekatan, cepat dan efisien. *saluuuut!* nggak ada istilah gaya pegawai yang ngetik satu menit. Ngopi, ngobrol dan ngerokoknya setengah jam.
  5. ada pusat informasi untuk bertanya. Ada papan petunjuk tata cara pengurusan SIM yang dapat diikuti. Ada sign board elektronik untuk panggilan nomor antrian.
  6. Bawa uang pas *walau nggak ada tulisannya di depan loket harus menyetorkan uang pas. Sebaiknya sih siapkan uang pas. Daripada disuruh balik ngantri dari belakang. Di tiap loket kayaknya petugasnya males ngasih duit kembalian. Atau mungkin mereka nggak punya uang kembalian*
  7. Siapkan fotocopy KTP *daripada bolak-balik dari loket, untuk fotocopy dan ngantri lagi*
  8. Ruang tunggunya bersih. Toiletnya juga bersih.
  9. Daerah bebas rokok benar-benar diterapkan disini. Ada ruang kaca tersendiri untuk merokok.
  10. Petugasnya ramah-ramah dan sangat informatif.
  11. perhatikan jarak antar gedung. Loket tes kesehatan letaknya cukup jauh dari gedung utama. Buka dari jam 07.30 pagi *ada di sisi barat kompleks, di sebelah tempat parkir* 
  12. Nggak ada calo *mungkin ada, tapi satu dua aja. Terselubung*
  13. Memang disana sebagian besar laki-laki semua. J pada waktu saya disana, hanya saya sendiri ibu-ibu yang ngurus perpanjangan SIM.  Dapat dipahami karena hampir sebagian ‘sopir’ itu cowok. Nggak ada yang ‘iseng’ karena semua sedang ‘panik’ untuk test praktek atau ujian SIM.
  14. Untuk perpanjangan SIM tidak ada test uji kecakapan mengemudi. Prosesnya seperti sudah saya jelaskan diatas. *tapi apabila masa berlaku SIM sudah expired lebih dari 12 bulan. Harus mengikuti ujian teori lagi*
  15. oiya, catat juga kalau lokasi kantor pelayanan SIM Daan Mogot itu letaknya di km 11. *kalo naek busway, turun di halte taman kota* kalau dari arah Jakarta, letaknya sebelum terminal Kalideres. Tapi kalau dari arah Kota Tangerang, letaknya sesudah terminal Kalideres.
  16. plang penunjuk bahwa itu Kantor Pelayanan SIM, kecil sekali. Hati-hati terlewat.

Dan akhirnya,

“Komisinya dong, Buuu!” katanya lagi sambil menadahkan tangan.”Kan tadi sudah saya bantuin” 

 “Ah Bapaaaaak!” *Cuma nunjukin arah gedungnya doang. Semburku dalam hati*

“teh kotak aja ya? Mauuu?”

“Ahaha.. ya mau dong Bu. Mumpung saya lagi haus nih”

Dan berpindahlah barang itu. Nggak apa-apa. Saya lebih rela.

Sembari meninggalkan lapangan parkir. Si petugas melambaikan tangan dan berkata:

“Sampe ketemu lagi lima tahun mendatang ya Buuuuu!”

“halah!” *saya nyengir* mudah-mudahan lima tahun ke depan, pelayanan di tempat ini masih sebaik hari ini dan diikuti dengan kantor pelayanan publik lainnya. Semoga.



Pengen liat SIM-nya? Niiih….*bangga beneeeeerrrrr* Mumpung lima tahunan. Kan harus kereeeeeeen…..!

Serpong, 11 april 2008 ; 09.40 (mpus pippy lagi bobo’ di sebelah monitor)

11 comments:

Emma ɐɯɯǝ said...

kalo ga pake calo....emang panjang begini ya prosedurnya.....

Emma ɐɯɯǝ said...

Mpus Pippy ngga sekalian dibikinin SIM neh....hihihi......*blom cukup umur pastinya*

deasy natali said...

info untuk yang bikin baru pliiiiisssss.......... ^_~

a riesnawaty said...

sebenernya kan prosedurnya sama. hanya bedanya, si calo yang mondar-mandir kayak gini.

a riesnawaty said...

kurang lebih sih sama Deas. tapi harus ditambah ujian plus praktek mengemudi.

a riesnawaty said...

ahahaha... masalahnya belum ada mobil khusus untuk mpuss .. :D

daysleeping - said...

buset.. regulasi&sistem kitah emang nyebelin yah.. berbelit2 dan kadang tidak satu atap... wah, saiah juga belum memperpanjang, belum habis soalnya, hmm..pastinya beda dunk dibanding di tempat mba yah. :(
-Dudee-

deni dotten said...

semoga bertahan terus nih system yg kaya sekarang ini.

a riesnawaty said...

semoga sih udah sama sistemnya sampe ke daerah ya Dud.

a riesnawaty said...

iya Den.. Semoga...

raymond nonnatus said...

kan ada layanan sim keliling ries...tinggal nelpon ke polda nanya ntu bis lagi mangkal dimana, tiap wilayah ada mobil ndiri2...nah samperin deh tuh, biasanya mangkalnya di mal2

 
;