Cerita ini dimulai sejak awal tahun lalu. Kronologisnya mari sama-sama kita lihat catatan berikut :
April 2004
April 2004
"Pangrango, Ries?"
Tanya Ika. Kami baru saja turun dari Gede. Lagi nangkring di pertigaan Cibodas dan sedang menunggu bis buat lanjut kembali ke Jakarta. Lagi-lagi aku cuma nyengir. Hajar terus!
September 2004
Via telpon Ika berkata "Batal!!!!" dan aku pun terjatuh dari kursi " Jalurnya
lagi direhab, Ries" tambahnya pula. Dan kami pun beralih ke Plan B.
Tahun ini, begitu buku catatan harian Gie beredar, puisinya dibaca dimana-mana, begitu filmnya mulai di putar di bioskop kesayangan masing-masing. Begitu soundtrack film nya beredar di setiap stasiun radio, cd bajakan, dan mendengarnya di setiap perjalananku pulang ngantor. Hmmmm....
Akhirnya,
September 2005
"Udah didaftarin, mudah-mudahan kali ini kita jadi ke Pangrango, Ries" Ujar Ika
lembut. *tumbeeeeeennn* Dan inilah kami *setelah mengundang beberapa bintang
tamu* bertujuh : saya, Ika, Suwasti, Joe, Kris, Glenn dan Pak Narto bergabung
dan berbagi pengalaman dan kisah-kisah seru behind the scene, dan salah satunya
adalah ini, dengan bangga saya persembahkan.
"Tahaaaaaaannnn!!!!" jerit Suwasti.
Jalannya tersendat dan kemudian terhenti *Freeze mode on* Kakinya membentuk kuda-kuda. Tangannya kanannya terangkat tinggi di udara *dan mengucap motto : sekali di udara tetap di udara* :-) Dengan kerir 45 liter yang nampak manis di punggungnya ditambah dengan kerudung putih dan t shirt berwarna orange jeruk yang sangat fashionable. Saat itu, Suwasti nampak kereeeeeeen sekali. Kami bingung dong. Pak Narto yang berjalan didepan, menoleh ke belakang dengan rasa khawatir yang amat sangat tinggi. Ika yang ada di belakang Suwasti, hampir saja menimpanya. Aku menjulurkan leher, melihatnya melewati bahu Ika. Sementara Joe yang ada dibelakangku berbisik-bisik dan bertanya. Glenn dan Kris, masih di belakang sedang memotret apaaa aja yang bisa di potret. Suasana mendadak hening. Air perlahan mengalir, burung pun berhenti berkicau. Matahari tertutup awan. Bahkan angin semilir yang rencananya akan lewat, menunda dulu maksudnya. hingga ......... momen yang dinanti pun tiba :
"Duuuuuuuuuuuuuuuutttttt"
Gubraaaaaaaks!
Kami yang berjalan beriringan dibelakangnya menyelamatkan diri masing-masing. Ada yang berlindung dibalik pohon, berbalik arah kembali * kalo bisa kembali ke puncak deeeh!* , mencoba berlari sejauh-jauhnya, atau pasrah menahan nafas sepanjang masa dan berharap mimpi buruk itu cepat usai. Ayunan suara yang cukup familiar itu benar-benar mengganggu konsentrasi. Diantara derai tawa dan aktifitas kami masing-masing, Ika balas menjerit :
"Ambil jaraaaaaaakkk!" huahahahaha.
Jalannya tersendat dan kemudian terhenti *Freeze mode on* Kakinya membentuk kuda-kuda. Tangannya kanannya terangkat tinggi di udara *dan mengucap motto : sekali di udara tetap di udara* :-) Dengan kerir 45 liter yang nampak manis di punggungnya ditambah dengan kerudung putih dan t shirt berwarna orange jeruk yang sangat fashionable. Saat itu, Suwasti nampak kereeeeeeen sekali. Kami bingung dong. Pak Narto yang berjalan didepan, menoleh ke belakang dengan rasa khawatir yang amat sangat tinggi. Ika yang ada di belakang Suwasti, hampir saja menimpanya. Aku menjulurkan leher, melihatnya melewati bahu Ika. Sementara Joe yang ada dibelakangku berbisik-bisik dan bertanya. Glenn dan Kris, masih di belakang sedang memotret apaaa aja yang bisa di potret. Suasana mendadak hening. Air perlahan mengalir, burung pun berhenti berkicau. Matahari tertutup awan. Bahkan angin semilir yang rencananya akan lewat, menunda dulu maksudnya. hingga ......... momen yang dinanti pun tiba :
"Duuuuuuuuuuuuuuuutttttt"
Gubraaaaaaaks!
Kami yang berjalan beriringan dibelakangnya menyelamatkan diri masing-masing. Ada yang berlindung dibalik pohon, berbalik arah kembali * kalo bisa kembali ke puncak deeeh!* , mencoba berlari sejauh-jauhnya, atau pasrah menahan nafas sepanjang masa dan berharap mimpi buruk itu cepat usai. Ayunan suara yang cukup familiar itu benar-benar mengganggu konsentrasi. Diantara derai tawa dan aktifitas kami masing-masing, Ika balas menjerit :
"Ambil jaraaaaaaakkk!" huahahahaha.
Sore itu cerah sekali. Kami sedang dalam perjalanan turun kembali menuju Cibodas. Setelah semalam ngecamp di pos Kandang Badak dan bertekad untuk summit attack ke Puncak Pangrango sepagi mungkin :-) Jalur Cibodas ramai sekali dengan pendaki yang naik maupun turun baik dari gn. Gede maupun gn. Pangrango Umumnya pada bermalam di pos Kandang Badak. Jalur menuju Pangrango relatif bersih, dan bener-bener rapat oleh vegetasi. Senangnya, merasakan kehangatan matahari di sela-sela daun pakis, menghirup semerbak harum pohon dan tanah basah sekaligus mengintip gn. Gede diantara ranting pepohonan. Setelah puncak, kami segera berlari-lari turun menuju lembah Mandalawangi.
Walau rencana untuk ngecamp dan bermalam minggu di lembah Mandalawangi hanya tinggal kenangan. *Mungkin lain kali .... Selalu ada next time kan. Betul nggak? * terbayar sudah ketika memandang hamparan bunga edelweiss, dan duduk di lapangan rumput sambil mengamati aliran air jernih yang membelah lembah. I wish, duduk di sebelah Gie dan mendengar suaranya diantara hembusan angin. .......Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mandalawangi.. kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram meresapi belaian angin yang menjadi dingin ..........................
Walau rencana untuk ngecamp dan bermalam minggu di lembah Mandalawangi hanya tinggal kenangan. *Mungkin lain kali .... Selalu ada next time kan. Betul nggak? * terbayar sudah ketika memandang hamparan bunga edelweiss, dan duduk di lapangan rumput sambil mengamati aliran air jernih yang membelah lembah. I wish, duduk di sebelah Gie dan mendengar suaranya diantara hembusan angin. .......Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mandalawangi.. kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram meresapi belaian angin yang menjadi dingin ..........................
Serpong, 10 Oktober 2005
[begitu turun gunung kemarin, ada berita bom bali. Turut berduka; sekalian met shaum buat temen-temen, ibadah nih, ayooooo.. semangaaat!]
[begitu turun gunung kemarin, ada berita bom bali. Turut berduka; sekalian met shaum buat temen-temen, ibadah nih, ayooooo.. semangaaat!]
No comments:
Post a Comment