Friday, October 20, 2006

Tolong bangunkan saya jika September telah berlalu…….




Mohon maaf nih Bang Armstrong. Numpang nebeng judul album foto. Gara-gara kemaren pernah denger lagunya di radio. Gara-gara itu juga saya jadi penasaran dan tanya sama om Google. Judulnya Wake Me Up When September Ends" single keempat yang direlease Green day pertengahan Juni tahun lalu. Singel ini segera menembus papan atas tangga lagu di USA, Canada, UK dan Australia. Luar biasa….!



Entah mengapa, apa karena lirik dan melodinya yang cukup melankolis dan begitu menyentuh. Saya sendiri tidak tahu. Banyak kontroversi seputar lagu ini, mungkin dipicu oleh video klipnya yang sarat mengenai kelamnya sebuah peperangan. Tapi menurut Armstrong, sebenarnya lagu ini adalah lagu untuk mengenang ayahnya yang meninggal karena kanker paru-paru 20 tahun silam. Tepat di bulan September. Betapa terpukulnya ia, "As my memory rests, but never forgets what I lost... Wake me up when September ends..."


Iya deh Bang Armstrong. Saya pun berharap tahun segera berlalu. Bangun bersamaan pepohonan yang kini sedang bersiap-siap untuk tidur. Menantikan dedaunan kembali bersemi. Mulai menghijau dan bermain-main diantara sinar matahari.


(catatan: Kemudian lagu ini kembali menjadi semacam lagu penghormatan bagi korban Katrina, dan korban peristiwa September 11, 2001.)


Oakbrook terrace, 6 Nov 2006 1:39 am, Mau ndengerin lagunya? Silakan nyambung aja kesini : Wake me up when September Ends

Tuesday, October 17, 2006

setir kiri v.s setir kanan


 


Kisah ini terjadi ketika pertama kali kami menyewa mobil. Waktu itu baru seminggu pertama kami tiba kembali di US. Pos pertama kami ada di daerah East Windsor, di New Jersey. Berhubung suami tidak dapat menyetir J dan sayalah satu-satunya harapan baginya, untuk mengantar jemput ke kantor, berikut urusan belanja harian kami ke supermarket terdekat.


 


Mungkin karena ini pengalaman baru bagi kami. Jadi harap maklum, begitu banyak hal baru dalam sekejap harus dipelajari.. Termasuk langsung nyebur dan nyetir di belantara kota. Beberapa point dibawah ini bukan mitos… tapi fakta adanya.


 


mobil jepang v.s mobil amrik


yup! Bagai bumi dan langit deh. Seperti umumnya kendaraan keluaran amrik. Ciri-cirinya : Tinggi, besar dan lebaaaaaar…..! Malah si penyewa bingung karena kami secara spesifik mencari mobil yang mungil. Hihihi.. mau cari mobil Jepang? Huaaaa.. susahnya minta ampun deh. Itu pun satu dalam seribu.


 


cash v.s kredit


Kami kira sistemnya cash and carry (maklum kami berasal dari kampung J). Ya, salah besar-laaah tentu saja it’s not working! Hidup disini, tanpa kartu kredit, nggak bisa apa-apa. Mau booking hotel, mau sewa mobil, sampe beli tiket pertunjukanpun,… krediiiit!


Yang dibutuhkan hanya kartu kredit dan SIM. Nggak punya SIM internasional, ternyata SIM Ind (catat: SIM negara yang bersangkutan) bisa dipakai. Sesederhana itu. Pilih kendaraan yang kamu suka (dan sesuai dengan budget tentunya) dan voila…. Dalam hitungan detik, kamu sudah berada didalamnya.


 


manual v.s otomatis


Saya masih inget dulu waktu belajar nyetir. Waktu itu, saya masih lucu-lucunya. (yeaah! years ago) Udah gratisan pake mobil dinas bokap, udah setirnya berat *belum jamannya ada power steering* Salah melulu untuk pasang persneling, ealaaah ditambah latihan  ala militer pula’. Hiks! (Harap maklum juga kalo SIM-nya dapet nembak. Hehehe…) Jadi, nggak perlu khawatir mesin mogok gara-gara lupa tekan kopling, atau merasa tegang luar biasa akibat nemu tanjakan. Kemaren, modal nekad aja, saya tanya gimana caranya maju dan mundur, mondar-mandir belajar sebentar di halaman rental. Dan…langsung cabuuuut ke jalan raya… hiyaaaaa!


 


Peta v.s orientasi


Nggak di gunung nggak di kota, nyasaaar mulu. Tips saya, BELI PETA dulu deh! Buat saya yang sifatnya kayak Dorry di film ……………. Aduh apa ya? Tuh kan. Lupa! J


Udah saya usahakan mengingat-ingat. Belokan pertama, kedua .. setelah itu, lupa! Kalo di Jakarta, gampang, berhenti bentar, turun dan tanya. Banyak orang yang masih berbaik hati untuk membantu. Kelewat baik malah, sampe ada yang menawarkan diri mau nganter. Beuh! Tapi disini? Mau tanya sama siapa? Kanan kiri penuh dengan ladang. Kalaupun ada rumah, rumahnya sepi seperti tak bertuan. (dengan tanda NO TRESPASSING atau PROHIBITED BY LAW) di depannya. Hiks! Mungkin karena di mobil mereka pada pake GPS kali ya?


 


setir kanan v.s setir kiri


Intinya sih sama. Setir tetap belum berubah. masih berbentuk bundar. Tapi efek sampingnya, Hmmm.. suka salah pasang lampu sign. Yang paling sering, wiper yang jalan walaupun hari cerah ceria. (malu mode : on)


 



jalur kiri v.s jalur kanan.


“Lama-lama nyetir itu tinggal masalah feeling” itu kata Bokap lho! Tapi, setelah dipikir-pikir (maksudnya, setelah sekian tahun selalu jadi “sopir” keluarga, hingga tampuk kekuasaan pindah ke adik bungsu saya, setelah sekian tahun jadi “sopir” teman-teman kuliah, (catat: sedih deh, nggak pernah disopirin)), saya jadi ngerti dengan apa yang disebut : nyetir itu pake feeling. Yang asalnya dari otak kiri, sekarang udah pindah ke otak kanan. Nggak pake diproses lagi.  Tau sendiri akibatnya belok kanan atau kiri, selalu aja salah noleh. Mau pindah jalur, selalu salah dan nyelonong ke jalur lawan.. halah!


 


Jalan “1” v.s jalan “a”


22nd street. 33rd road. 18drv. Apa nggak mudeng nih? Kenapa sih nggak bikin nama jalan yang mudah diinget? Jalan Kamboja atau Jalan Melati gitu lho. Biasanya nih, kalo udah mulai nyasar, saya selalu mencari papan nama toko, atau gedung yang biasanya mencantumkan alamat dan nomor jalan. Iya, betul! Itu kalo di Indonesia. Tapi disini? Maaf maaf saja. Nggak ada sama sekali bow! Memang, positifnya sih papan nama petunjuk jalan tidak tertutup pohon atau papan reklame, cumaaa, tulisannya kecil-keciiiil, aduuuh.. jadi sering kelewat!


 


Pengemudi sini v.s pengemudi sana


Kalo pernah ngerasain nyetir mobil di tengah hari bolong  di kota Jakarta (catat: panas, macet, pengamen, asongan, bajaj lewat, motor nyalip, orang nyebrang secara acak, bunyi klakson, asap kendaraan dan metro mini yang merasa tubuhnya sekseh J). Baru tahu deh betapa “aman dan tentram”nya nyetir disini. Nggak berani pindah jalur, nggak semena-mena tekan klakson, dan dengan manis selalu menyilakan orang yang pengen nyebrang.


 


Terakhir,


Alangkah nyamannya bila disopirin sama orang lain. Bisa liat pemandangan kiri kanan! Huehehehe…


 


 


Oakbrook Terrace, Illinois 17 okt 06 ; 1:24 subuh


 


another pic : Sayangnya bukan di Jakarta ... :)

Saturday, October 14, 2006

sayangnya ini bukan di Jakarta ...:)




Kalo pernah ngerasain nyetir mobil di tengah hari bolong di kota Jakarta (catat: panas, macet, pengamen, asongan, bajaj lewat, motor nyalip, orang nyebrang secara acak, bunyi klakson, asap kendaraan dan metro mini yang merasa tubuhnya sekseh J).


Baru tahu deh betapa “aman dan tentram”nya nyetir disini. Disini orang nggak begitu aja pindah jalur, nggak semena-mena tekan klakson, dan dengan manis selalu menyilakan orang yang pengen nyebrang. Jadi.. memang nggak salah kalo saya (nggak) berharap terlalu banyak.



Sayangnya ini bukan di Jakarta .. L



Kisah selengkapnya  setir kiri v.s setir kanan

Thursday, October 12, 2006

padahal sore itu indah sekali....




“Hmmmm.. kalo gitu, besok kita ke Gunung Agung aja” Kata Joko, begitu aku selesai menceritakan mimpiku tadi malam.  


Pagi itu, kami berdua sedang menikmati kopi hangat dan sarapan pagi kami. Lumayaaan, compliment dari penginapan tempat kami ngebase semalam di kawasan Poppies Lane, Kuta. Dari restoran depan hotel, jalan yang sempit itu mulai ramai dengan turis yang mondar mandir membawa papan surfing. 


“Hihihi…” Aku nyengir setengah hati sambil membayangkan toko buku Gunung Agung di daerah Kwitang. “You’re kidding … right?” Tanyaku perlahan. 


Tadi, aku cuma iseng aja ngobrol. Kalo semalam, aku mimpi ngecamp di bawah tebing yang tinggiiiiiiii sekali. Sebenernya mimpinya serem kalo diingat tebing itu mulai runtuh menimpa tendaku. Panik aku berteriak-teriak menyuruh teman-teman setenda untuk lari menyelamatkan diri. (lucunya, masih sempet-sempetnya bawa keril, makluuum.. keril kesayangan ..hehehehe) 


“Iya.. serius Ries!”  


Gabruuuuks!!!! 


“Mungkin tebing di dalam mimpi kamu itu adalah tebing yang ada  di gunung Agung. Karena persis sebelum puncak ada satu tebing yang biasanya memang dipake tempat buat ngecamp”  


Uh! Terus terang aku nggak siap. Memang sih, waktu kesini kami sudah membawa tenda, trangia dan jaket. Tapi itupun hanya pengen ngecamp santai di tepi danau dan ngider dari satu danau ke danau lainnya.  


Once again, itinerary hancur berantakan J 


“Hmmm… daripada mati penasaran.” Pikirku. “Kapan lagi?” tidak ada yang lebih menyenangkan selain mengikuti kata hati. 


Mulailah sore itu kami berbelanja logistik. Yudi *teman Joko yang ada di Gianyar* kami telpon pula untuk menemani kami kesana. Besok jam 12 ketemu di terminal Ubung, Denpasar. 


“Deal!” 


 



Foto lainnya silakan dilihat di weblognya R. Joko Sutias : antara GWK-Bratan-Agung-dan-Tanah Lot (5-11 Sept 06)  


(kemudian pergilah kami bertiga, berjalan perlahan menuju puncak gunung Agung. Jalur biasa, jalur pura Besakih)

Sunday, October 08, 2006

saat itu pasfes terasa imuuuuut sekali




Selengkapnya foto bisa dilihat di : pasfes dan bumi itu imut Maaf nih telat posting, acaranya udah sebulan yang lalu…hehehe.. maaaaaf!


Makasih yaaaaa…..untuk temen-temen yang pesen tshirt bumi itu imut Kaosnya udah pada diterima kan? Maaf juga kalo ini hasil sablonannya kurang memuaskan.


Makasih buat temen-temen yang kemaren nggak bisa nongol atau juga karena jauuuuh : Ika, Joe, Santia, Kris Andre, Adit di Sukabumi, Bro Anwar di Cilegon Ge’an di Surabaya, Emma di Bandung, Bongkeng, May di Balikpapan, QWill ,Cahyo, Toto , di Bali juga Putri, dan Heny


Terimakasih Juga buat temen-temen yang kemaren dateng ke foodcourt Pasar Festival, di daerah Kuningan Jakarta. Segambreng temen-temen yang udah dapet info, baik via email, telpon atau sms berdatangan dari segala penjuru. Ketemu temen lama, ketemu temen baru, ngobrol kesana kemari, hahahihi bareng dan pamer baju bareng.


Diantaranya : Irfan, Heri, Jenny, Suwasti, rep2, Vera, Azdat, Dwi, Dotten, Aya, Desi Nuha+Suami, Tinoy+suami, Tini, Siswo, Iyan, Tante Nhanha, Bleem, Heru, Anwar , Age, Sam,dan Deni Wangsa


Semoga, di lain kesempatan bisa ngumpul bareng lagi ya...


Salam,



Ariesnawaty


R. Joko Sutias




(Setelah itu, ada party after party yang lanjuuuuut terus ke mabes Buncit. Ical udah nyedian nasi uduk plus semur jengkol buat kami. Yummy! Thanks ya Cal! Next time lho, ditunggu traktirannya. J )

 
;