Kalau datang ke Samosir, tapi waktunya terbatas sekali. Sepertinya cara ini bisa digunakan deh. Berangkatlah dari pelabuhan Tigaraja, Prapat. Disana, tiap satu jam pasti ada kapal yang menyeberang. Tiketnya Rp 7,000/ orang (per 2011). Pastikan juga bahwa kapalnya akan merapat di Tomok . Karena, kalau tidak, kalian akan terbawa hingga TukTuk, yang jaraknya sekitar 10 km dari Tomok.
Begitu turun dari kapal. Kalian sudah disambut dengan toko-toko souvenir di kanan kiri jalan. Penuh sangat hingga ujung jalan. *ibu-ibu pasti suka nih* Tidak seperti pedagang souvenir di tempat lain, disini mereka masih cukup sopan. Kalau kita tidak tertarik, atau harganya tidak cocok ya sudah, tidak apa-apa. Mereka tidak memaksa.
Dan kalau jalan itu diikuti, ada tiga lokasi sekaligus yang bisa dikunjungi. Seperti : (1) Si Gale-Gale (2) makam Raja Sidabutar (3)Museum Batak, yang letaknya persis di ujung jalan tersebut.
Nah, kalau waktunya cukup, masih bisa lah carter ojek hingga Ambarita. Disana ada situs batu kursi Siallagan. Atau keliling-keliling di daerah Tuktuk. Tapi Tuktuk itu seperti Kuta, di Bali. Itu tempatnya turis asing. Penuh dengan cafee, rental sepeda, money changer dan resto. Mungkin juga karena semua hotel dan penginapan berkumpul disana.
Tapi kalau tidak, ya pulanglah kembali ke Prapat. Berangkat dari pelabuhan Tomok, kapalnya masih ada hingga magrib. Atau kalau kebetulan kalian berada di TukTuk, tunggu saja di dermaga yang ada. Disana rata-rata setiap hotel punya dermaga sendiri. Kadang-kadang, kapal juga mampir kesana. Tapi waktunya, nggak janji lah yaaa…
Jadi apa hubungan Si Gale-gale, Makam Raja Sidabutar, Museum Batak dengan belanja souvenir ? Ya. Nggak ada sih. Kecuali habis isi dompet saya gara-gara melihat ulos-ulos cantik dan kalender batak yang unik itu.. hehehe…
6 comments:
bemo air..... tuk-tuk....hahhaha
serasa pake fish eye
iya, baru nyadar pas ngedit futunya
keren ya Mas? persis seperti angkot di lampung. Mereka juga pake soundsystem super gede untuk menarik penumpang. Ah.. jadi kangen pengen kesana lagi.
Waktu ke sana pernah ada Bapak-bapak yang cerita kalau patung Sigale-Gale itu anaknya Raja Sidabutar Mbak! Pokonya pasti ada hubungannya. Lupa mencatat cerita Bapak itu sih.
sepertinya kamu harus kesana lagi, Lin...:p
*kipas-kipas kompor meledug*
Post a Comment