Pagi itu saya tiba di Tanakita, di Situgunung, Sukabumi. Tanakita ini adalah salah satu campsite yang dikelola oleh Rakata Adventure , salah satu operator yang ada di Jakarta. Saya disambut Nero yang mendengking manja dan kemudian duduk di dekat kaki saya.
“Kenapa Nero?” Saya berjongkok dan mengelus kepalanya. Kemudian ia berjalan dan memamerkan sesuatu. Jalannya pincang. Salah satu kaki depannya bengkak.
“Astagaaaa.. Neroooo” pengen nangis rasanya.
Begitu saya tanya teman-teman yang ada disini, mereka bilang Nero dipukul penduduk yang ada di kampung tak jauh dari campsite. Sedang jadi tertuduh raibnya kambing peliharaan mereka.
Kami semua tak percaya. Kang Isep -yang sekarang merawat Nero- saja bilang, pernah suatu hari Nero dikurung bersama ayam peliharaannya. Tidak terjadi apa-apa tuh. Biasa-biasa aja. Jangankan kambing, ayam saja dia sayang kok. Padahal bagi orang yang belum kenal perawakannya cukup menyeramkan. Anjing jantan, besar, kekar dan hitam. Ini sudah kartu mati deh. Nggak bisa diganggu gugat lagi.
Ngomongin hitam, saya jadi ingat beberapa bulan lalu. Waktu kami semua ada di Tanakita. Sedang meeting dan duduk di teras bangunan utama. Seperti biasa Nero mengambil posisi di tengah-tengah kami. Bayangin aja. Badan sebesar itu memaksakan diri ingin eksis di tengah-tengah kami.
Bori –ini salah satu teman saya- menggoda Nero “Mana si Nero ya. Kok nggak keliatan?” sambil mengendus-endus mencari Nero. Dan Nero merajuk dibuatnya. Hahaha… habis kamu bulunya hitam sih. Ya nggak keliatan walau ada di tempat terang. Hahaha..
Kalau begitu Nero itu suka bergaul, dong? Iya. Ini kata Nganga. Kata Nganga –teman saya yang lain, fyi juga nih, Nganga ini semacam godfathernya Nero. -
“Penyakitnya nih.” ucapnya kesal.
“Penyakit apaan?” masih binun mode on.
“Kalo ngeliat cewek, pasti didatengin dan mulai caper deh” (caper=cari perhatian)
“ooooh..” geli.
“Dipanggil-panggil juga nggak didengerin. Huh!”
Ah Neroooo… Maka, jadilah kami berdua duduk dan bergossip tentang Nero. Yang diomongin sih lagi duduk diantara para wanita-wanita itu. Gerombolan tamu yang sedang ngobrol di pojokan sana. Sebagian sih bubar jalan karena takut pada Nero. Tapi sisanya baik-baik aja tuh.
Mendengar cerita Nganga, Saya baru tahu kalo Nero itu jenis Labrador Retriever .Dia termasuk salah satu ras terpopuler di dunia. Mereka tenang, tidak agresif dan tidak suka merusak. Sangat ramah sehingga cocok dijadikan anjing rumah, termasuk sebagai teman bermain anak-anak segala umur.
Nero juga bukan tipe anjing yang haus akan daerah kekuasaan. Pernah ia main jauh. Ke salah satu villa yang ada di kampung sebelah. Nah, di villa itu ada satu anjing gede yang tinggal disana. Maksud hati mengajak anjing itu main. Eh.. Nero malah ditampolnya. Maka larilah Nero pulang dan mengadu. Hingga hari ini, dia tak mau main lagi kesana. Kapok katanya! Hihihi…
Dan yang menarik dari Nero. Dia amat suka bermain air. Apalagi berenang.
“Serius?” saya tak percaya.
“Pernah nih. Karena penasaran, waktu main ke danau Nero sengaja diajak naik perahu. Di tengah danau, kita cemplungin deh ke danau.”
“terus?”
“Bisa tuh. Langsung berenang”
Hebat! Nah mengenai hobinya main air ada lagi satu kisahnya. Waktu itu tangki air di Tanakita belum sempat ditinggikan, jadi masih bisa dijangkau oleh Nero.Nah suatu ketika hari sedang terik-teriknya disana. Dan Nero tertangkap basah sedang asyik berendam. Sudah tentu Nero diusir keluar. Dan omelan orang-orang disini karena harus kerja bakti menguras tangki. Hahaha…..
Tapi kayaknya siang ini Nero nggak bisa ikut main di sungai ya? Menemani tamu-tamu ini bermain tubing disana. Kasihan Nero. Cepat sembuh ya!
Kisah di tanakita 16-17 sept 2009 lalu
-Tapi waktu saya turun ke sungai, ketemu Nero yang mendengking sedih. Ia sedang dipapah salah satu crew Rakata dan dilarang keras masuk ke sungai. Wong kakinya lagi sakit begituuuuu…! Ah.. Nero…Nerooo….
“Kenapa Nero?” Saya berjongkok dan mengelus kepalanya. Kemudian ia berjalan dan memamerkan sesuatu. Jalannya pincang. Salah satu kaki depannya bengkak.
“Astagaaaa.. Neroooo” pengen nangis rasanya.
Begitu saya tanya teman-teman yang ada disini, mereka bilang Nero dipukul penduduk yang ada di kampung tak jauh dari campsite. Sedang jadi tertuduh raibnya kambing peliharaan mereka.
Kami semua tak percaya. Kang Isep -yang sekarang merawat Nero- saja bilang, pernah suatu hari Nero dikurung bersama ayam peliharaannya. Tidak terjadi apa-apa tuh. Biasa-biasa aja. Jangankan kambing, ayam saja dia sayang kok. Padahal bagi orang yang belum kenal perawakannya cukup menyeramkan. Anjing jantan, besar, kekar dan hitam. Ini sudah kartu mati deh. Nggak bisa diganggu gugat lagi.
Ngomongin hitam, saya jadi ingat beberapa bulan lalu. Waktu kami semua ada di Tanakita. Sedang meeting dan duduk di teras bangunan utama. Seperti biasa Nero mengambil posisi di tengah-tengah kami. Bayangin aja. Badan sebesar itu memaksakan diri ingin eksis di tengah-tengah kami.
Bori –ini salah satu teman saya- menggoda Nero “Mana si Nero ya. Kok nggak keliatan?” sambil mengendus-endus mencari Nero. Dan Nero merajuk dibuatnya. Hahaha… habis kamu bulunya hitam sih. Ya nggak keliatan walau ada di tempat terang. Hahaha..
Kalau begitu Nero itu suka bergaul, dong? Iya. Ini kata Nganga. Kata Nganga –teman saya yang lain, fyi juga nih, Nganga ini semacam godfathernya Nero. -
“Penyakitnya nih.” ucapnya kesal.
“Penyakit apaan?” masih binun mode on.
“Kalo ngeliat cewek, pasti didatengin dan mulai caper deh” (caper=cari perhatian)
“ooooh..” geli.
“Dipanggil-panggil juga nggak didengerin. Huh!”
Ah Neroooo… Maka, jadilah kami berdua duduk dan bergossip tentang Nero. Yang diomongin sih lagi duduk diantara para wanita-wanita itu. Gerombolan tamu yang sedang ngobrol di pojokan sana. Sebagian sih bubar jalan karena takut pada Nero. Tapi sisanya baik-baik aja tuh.
Mendengar cerita Nganga, Saya baru tahu kalo Nero itu jenis Labrador Retriever .Dia termasuk salah satu ras terpopuler di dunia. Mereka tenang, tidak agresif dan tidak suka merusak. Sangat ramah sehingga cocok dijadikan anjing rumah, termasuk sebagai teman bermain anak-anak segala umur.
Nero juga bukan tipe anjing yang haus akan daerah kekuasaan. Pernah ia main jauh. Ke salah satu villa yang ada di kampung sebelah. Nah, di villa itu ada satu anjing gede yang tinggal disana. Maksud hati mengajak anjing itu main. Eh.. Nero malah ditampolnya. Maka larilah Nero pulang dan mengadu. Hingga hari ini, dia tak mau main lagi kesana. Kapok katanya! Hihihi…
Dan yang menarik dari Nero. Dia amat suka bermain air. Apalagi berenang.
“Serius?” saya tak percaya.
“Pernah nih. Karena penasaran, waktu main ke danau Nero sengaja diajak naik perahu. Di tengah danau, kita cemplungin deh ke danau.”
“terus?”
“Bisa tuh. Langsung berenang”
Hebat! Nah mengenai hobinya main air ada lagi satu kisahnya. Waktu itu tangki air di Tanakita belum sempat ditinggikan, jadi masih bisa dijangkau oleh Nero.Nah suatu ketika hari sedang terik-teriknya disana. Dan Nero tertangkap basah sedang asyik berendam. Sudah tentu Nero diusir keluar. Dan omelan orang-orang disini karena harus kerja bakti menguras tangki. Hahaha…..
Tapi kayaknya siang ini Nero nggak bisa ikut main di sungai ya? Menemani tamu-tamu ini bermain tubing disana. Kasihan Nero. Cepat sembuh ya!
Kisah di tanakita 16-17 sept 2009 lalu
-Tapi waktu saya turun ke sungai, ketemu Nero yang mendengking sedih. Ia sedang dipapah salah satu crew Rakata dan dilarang keras masuk ke sungai. Wong kakinya lagi sakit begituuuuu…! Ah.. Nero…Nerooo….