Saya lihat Mimin sudah makan dan sedang tidur di sofa ruang tamu. Hari itu memang saya titipkan semua kucing pada Mbak Nia –orang yang biasa datang dan membantu saya jika cukup lama kami pergi meninggalkan rumah-
Mimin juga tidak muncul keesokan harinya. Ketika pukul setengah tujuh pagi saya membuatkan sarapan untuk mereka. Tidak biasanya ia melewatkan waktu makannya.
Apa ada yang menculik Mimin ya? Setahu saya, kucing hitam ini tidak begitu jinak pada orang asing. Dia juga bukan tipe kucing yang suka berlama-lama dipeluk dan digendong. Lalu kalau tidak diculik, apa dia kabur dari rumah ya?
Seperti pagi ini misalnya. Kebetulan si Koko sedang beraksi dan bergelayut di betis saya. Sambil saya gendong berkeliling rumah, lalu kami ‘bercakap-cakap’.
“Miaau ?”
“Koko nggak usah khawatir. Koko pasti ikut kok. Semua mpus pasti ngikuuuut!!!”
“Miaaaau!” -pasti artinya Horeeeeee!!! Hehehe-
“Kopernya mpus Koko sudah siap belum?”
“hihihihihi!!!” –kalau yang ini, suami saya. Kebetulan dia lewat di belakang kami.-
“Baju bulunya jangan lupa dibawa ya …mpuuuuuuzzzz” -sambil ngeloyor pergi-
“huahahahaha…!!!” –laaah? Ada yang tertawa terpingkal-pingkal nih -
Tidak hanya Koko. Semua kucing di rumah ini juga mendapat perlakuan yang sama. Pippy saya ingatkan untuk tidak lupa membawa kardus kesayangannya. Joni dengan selimut tidurnya. Malih dengan shampoo anti ketombenya.
Semua saya ingatkan. Dan saya selalu bilang kalau mereka semua pasti ikut pindah ke rumah yang baru. Saya awasi juga jadual main mereka setiap harinya. Terutama Joni, Kiki dan Mboy yang hobinya main keluar.
Tapi Mimin? Hiks! Kamu ada dimana mpooooez?
Tapi tidak dengan Mimin. Mimin itu kucing yang selalu on time pulang ke rumah. Paling disiplin kalau sudah berurusan dengan makan. Tidak heran kalau sekarang perawakannya hampir menyamai Pippy –maaf ya Pippy rekormu sebagai kucing tergendut di rumah ini, hampir di pecahkan oleh Mimin-
Ah.. Mimin yang manis.
Hingga hari ini, saya sudah berkali-kali mencari Mimin. Bahkan hingga ke blok sebelah yang saya curigai tempat Mimin bermain. Membonceng motor suami saya ketika ia pulang kantorpun sudah saya lakukan. Dan berkeliling komplek sambil berseru-seru memanggil Mimin –sudah tentu dibumbui pandangan ‘kasiandehloe’ dari tetangga yang kami lewati-, tetap saja Mimin tak kami temukan.
Oh Mimin.. Mimiiiiiin…
Serpong 23 Oktober 2009, 15.17, Joni lagi ‘pingsan’ dan tidur terlentang di depan pintu..hihihi.. capek begadang ya mPus?
-saya yang lagi sedih, andaikan Mimin membaca postingan ini. Hiks! Mimin.. pulang yaaa.. kamu nggak akan ditinggal. Kamu pasti ikutan pindah kok- atau andaikan si penculik Mimin membaca postingan ini, please..please deh, kembalikan Mimin kepada kami. Huhuhu…
10 comments:
duuhh jadi sedih bacanya....semoga mimin cepat kembali
ihiks!!
hiks.. kalo aja deket aku bantuin cari deh mba, mimin cepet pulang ya nak
huaaaaaa!!!!! :((
hiks....jadi ikutan sedih mbacanya..... semoga mimin cepet pulang ya
mimin... balik dong...
waduh... semoga Mimin cepet balik ya... Mimin tuh cewek apa cowok mbak Ries? kalau cowok barangkali lagi keluyuran cari pacar tuh, maklum, musim kawin..!
mimin itu kucing betina, mbak Dif. Udah disteril. Kucing rumahan yang hobinya maen seharian.. huhuhuhu.... sampe hari ini belum juga pulaaaang...:((
iya Miiiiin... kamu pasti diajak pindahan koooook...
duuuhhh... Mimin....!
pulang dooong...!
*ikut mendoakan semoga Mimin pulang*
Post a Comment