Awalnya saya tak pernah menaruh curiga kenapa pintu kulkas selalu terbuka lebar. “Ah.. pasti lupa lagi” siapa lagi kalau bukan suami saya. Sifat yang satu itu memang sudah keterlaluan deh. Mulai dari lupa nyimpen dompet, kunci motor hingga sarung tangan. Tapi sampai lupa menutup pintu kulkas. Aduuuuh…!
Dan awalnya saya tak pernah ambil pusing jika si Asih –ini orang yang biasanya saya minta untuk memberi makan kucing kalau kami sedang pergi jauh- melapor jika ia lupa menutup wadah tempat ikan. Dan sebagai akibatnya, seluruh persediaan ikan cue, ludes seketika. Ya sutra lah ya. Mau dibilang apa. Walau saya harus merongok kocek lebih dalam lagi. Apa lagi, ya tentu saja, untuk beli ikan lagi.
Saya beli ikan cue setiap lima hari sekali. Dan sekali beli biasanya sekaligus sepuluh keranjang. Bagi yang belum tahu, ikan cue itu adalah ikan laut (salem/layang) yang dimasak dengan cara dipindang/ diasap dan dikemas dalam anyaman keranjang bambu berbentuk persegi panjang. Isi dalam satu keranjang cukup bervariasi. Bisa satu, dua atau tiga ekor ikan. Harganya juga bervariasi. Untuk saat ini harganya sekitar Rp 3,000-3500/keranjang.
Lalu, ikan cue persediaan mereka ini saya simpan dalam kulkas. Agar lebih awet tentunya. Apalagi kalau masa-masa paceklik.
Biasanya pas musim libur lebaran yang para pedagangnya mudik semua.
Atau ketika kami –saya dan suami- pergi jauh berhari-hari. Maka, stock management ikan cue harus diperhitungkan seketat mungkin.
BIasanya saya beli lebih dari 10 keranjang. Dan sebagian besar, langsung masuk freezer untuk dibekukan.
Tapi kemudian kejadian seperti ini terulang lagi. Waktu itu, saya sedang keluar kota untuk sehari dua hari. Jadi, saya titipkan saja kucing-kucing di rumah pada suami tercinta. Untuk memberi makan mereka pagi sebelum berangkat ke kantor dan malam ketika dia pulang ke rumah.
“Hany.. si mpus lagi pesta pora tuh”
“WHAT?”
“itu, wadah ikannya dibongkar mpus”
“Kok bisa?”
“Kayaknya saya lupa nyimpen wadahnya ke dalam kulkas”
“Appppaaaaahhhh?”
*mata melotot, jantung rasanya mau copot dan zoom in zoom out ala sinetron* dan saya pingsan dengan suksesnya.
Dan edisi pintu kulkas ini terus terjadi. Sampai ingin rasanya saya ganjal dengan galon air. Dan membuat pengumuman agar tidak lupa untuk menutup pintu kulkas. Tapi saya tidak pernah mengaitkan kejadian pintu kulkas ini dengan kucing-kucing penghuni rumah ini.
Hingga suatu hari dengan mata kepala sendiri, saya saksikan si Koko. Menyelipkan kedua cakarmiaunya ke celah pintu dan dengan gerakan yang konsisten, bergantian seperti menggaruk-garuk pintu. Dan voila! Terbukalah pintunya.
Ow..ow.. Koko ketahuan!!!
BTR, 09.51, 15 November 2011 (yang lagi diomongin, sedang maen ke blok belakang)
4 comments:
gantian aja koko-nya masuk kulkas..ikan cuenya diluar ha ha ha....
haha...
koko mau? *sambil ngelirik koko*
koko masih lapar itu makkk...salam kenal :)
sepertinya sih begitu. *menatap heran pada koko yang beratnya udah diatas 5 kg*
Post a Comment