Tak ada perahu yang ke Tongging. “Sudah lama (jalur penyeberangannya) tutup” kata orang-orang di pelabuhan Tigaraja di Prapat. Oh padahal saya ingin sekali kesana. Kalau dilihat dari peta sih, memang masih jauh. Desa Tongging ada di ujung utara Danau Toba.
Tapi kali ini kami, saya dan Ika-she is my partner in crime for this trip- memilih memulainya dari Pulau Samosir, untuk memutar hampir setengah pulau menuju Pangururan. Dari sana baru kami menyeberang melewati jembatan (Terusan Tano Panggol) menuju daratan. Berpindah moda angkutan hingga kami tiba di Merek, kota yang paling dekat dengan tongging. Dan lima belas menit kemudian kami sudah menginjakkan kaki di desa Tongging.
Suasanyanya sepi dan gloomy. Terasa dingin, penuh kabut dan angin. Mungkin karena dataran tinggi dan musim hujan telah dulu datang disini. Kalau terus begini, rasanya saya ingin menghabiskan masa tua saya disini. Berjaket tebal, duduk di tepi danau, ditemani kucing dan secangkir kopi.
Perfecto!
Tongging, 10-11 September 2011
21 comments:
Baguuus ya!
kabutnya bagus...
nais frame dan POI
asyeek
wow...
iyaaaaaa... mbak TJ....:)
haik, guru! :D
seremoni memindahkan tulang para leluhur ke tempat seperti ini juga menarik lho, mas.
nun jauh disana, di balik kabut itu, ada desa Silalahi. Katanya, trip darat dari Silalahi menuju tongging, viewnya sangat endaaaaaaah surendah. Suatu hari nanti, saya mau kesana ah..
iya bagus.. :)
cantik kali..
haduh sarapan pagi, makanannya udah berat, bersantan gini.. :)
anjingnya kedinginan?
bangeeed
kalap! huehehehe...
saya juga suka ini
setelah semalam hujan badai
ga ada foto kuciang ??
ih... ada dong Cha.. tuh yang fotonya lagi memandang dari semak2
sip. biar ntar kita tetanggaan :) kampung gue gak jauh kok dari tongging.:
like this banget, Maaaas...
Post a Comment