Minggu 30 Mei 2009, Jam 3 subuh, somewhere around hutan karet di Mesuji,
Sumatera Selatan
Ini penggalan kisah ketika saya membonceng suami tercinta yang ikut touring de Palembang 27-30 mei 201o lalu bersama MiLYS ; foto-foto ada disini 1236km
Si malih –ini nama motor suami saya- terbirit-birit menyusul barisan di depan.
Tadi di jembatan, rombongan sempat terpecah dua. Ada yang terlanjur belok ke kiri dan melewati aspal rusak di jembatan lama.
Tapi ada juga yang cukup pintar menumpang jembatan baru yang letaknya ada di sebelah jembatan lama. Sambil memandang iri pada beberapa motor yang ada disana, saya sempat berpikir.
Kenapa barisan depan masih ada disini ya?
BOX TERBANG
Kemudian baru saya tahu dari Adit. Hahaha…tadi ada box terbang !
“Box siapa?”
“Hendraz” ucapnya dengan sebal. “Untung nggak jatuh di sungai. Bayangin kalo iya, bakal gue suruh dia nyemplung juga ke sungai” hahaha.. dongkol banget kayaknya J
Setelah itu barisan rapi kembali. Walau hanya 2 jam sempat terlelap di salah satu SPBU dan setelah semalamam melewati jalanan rusak nan penuh lubang itu. Angin pagi ini cukup membuat kami semua bersemangat. Kini kami bergegas memacu kendaraan. Jalanan lumayan mulus walau kadang berpasir di sisi kanan kirinya.
Gelap sekali. Kami harus waspada tingkat tinggi nih. Seringkali truk besar tiba-tiba muncul dari kelokan jalan. Namun kami dapat berkelit dengan lincahnya. Tidak hanya itu, kalau tidak hati-hati kadang-kadang mata ini kurang awas ketika berhadapan dengan lubang besar yang menganga persis di kelokan jalan.
Sudah beberapa kali motor-motor ini menghantam jebakan batman itu.
Ini sudah belokan yang kesekian. Adit sudah berteriak-teriak mengingatkan Hendraz. Nggak usah pake gaya riding sambil berdiri gitu deh. Nggak usah ngebut juga. Lalu kami melihat cahaya yang terang benderang.
Rupanya barisan di depan terhenti di tepi jalan dengan posisi yang aneh sekali. Kami pun mendekat. Beberapa menepikan motornya. “Apalagi sekarang?” cetus saya dalam hati dan turun dari boncengan.
Hendraz nampak sedih. Di malam yang sama, ini untuk kedua kalinya si black cupu –ini nama motornya- berubah ceper seperti ini. Arm relay-nya patah lagi. “Tadi sudah gua bilang. Nggak usah banyak gaya deeeeeh. Ini jalan banyak jebakannya” omel Adit sambil berjalan mondar-mandir.
Dan ketika barisan belakang datang menyusul. Adnan yang muncul pertama kali, tak dapat menahan kekesalannya.
“Hendraz lagi???!!!” matanya membelalak ingin menelannya bulat-bulat. (saya : hmmm.. kayaknya sulit Bro. Beratnya udah lewat 100K lhooo…J ) ada rumor yang berkembang jika Hendraz baru men-service motornya hanya ketika akan touring saja. (saya lagi : sori ya Ndraz.... kalau yang ini belum teruji kebenarannya)
Dengan semua mata tertuju padanya, Hendraz mulai panik dan emosi. Mungkin kesal. Mungkin juga tidak enak hati karena sudah merepotkan banyak orang. Lalu dengan nada pelan ia berkata :
”Gue ditinggal disini aja Bro. Kalo ada warung, biar gua nunggu disitu. Nunggu anak timur aja” Memang sih, masih ada kloter terakhir. Rombongan Milys chapter Timur, saat itu masih ada di Palembang. Yang saya dengar, mereka baru akan berangkat hari minggu pagi. Jadi idenya adalah mengontak anak timur –minta dicarikan cadangan arm relay- lalu menunggu rombongan itu lewat.
Ah.. saya jadi ingat kejadian semalam. Bonus kami bisa tidur di SPBU itu juga akibat si Black Cupu juga. Sekitar 20 km menjelang SPBU tempat kami rehat semalam, Black cupu -milik Hendraz-, si blekih –ini nama motor Sontry- dan si Sexybomber-motornya AndyBrod- berturut-turut menghantam lubang dalam. Bergantian masuk ke dalam jebakan batman itu tanpa sempat menghindar. Tidak hanya sekali tapi tiga kali.
Untunglah semua aman terkendali. Masih beruntung Hendraz tidak terjerembab jatuh. Tapi si cupu mendadak ceper, arm relaynya patah.
Maka saya dapat memahami kejengkelan Adnan yang berjam-jam mencoba mengganti arm relay-nya si Cupu. (catatan : AR cadangan yang dibawa Hendraz, tidak pas dengan dudukannya. Duuuuh.. ada-ada aja. Lalu solusi terakhirpun diambil : tukar pasang AR dengan thompelica-nya Tommy)
Ngomongin soal jalan yang luar biasa buruk ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa jalannya hanya mulus jika akan musim lebaran tiba. (proyek telah tiba style) Malah ada yang berseloroh kalau kami ini bak bermain congklak di jalan lintas timur ini. Lubang semuaaaa…..hohohoho!!!
Saya memandang berkeliling. Hanya pepohonan di kejauhan dan bekas galian pasir. Gelap sekali. Warung terdekat jauhnya berkilo-kilo meter dari sini. Itupun SPBU yang sudah tutup tempat kami menumpang tidur tadi. Hmmm….
Next : ADA MBAK KUNTI…HIIIIY!
13 comments:
aaaaahh.... saya suka bahasanya..... (uphh hope i could write a ride report like yours)...
jadi itu gorila bekasi patah arm relay ampe 2 kali??? paraahh.
yaa.. gitu deh ..:D dan masih ada lagi kisah2nya ..hahaha..
gpp gpp, justru kalo perjalanan mulus2 aja selama pergi-pulang. gak akan ada cerita suka dan duka... plus gak ada yg di ceng-ngin hihihihi
Gila juga istirahat cuma 2 jam, itupun di pom bensin. Wong dulu gw naik motor Semarang-Yogya 2 jam saja bokong sudah tepos
mangtaaafffff....*masih mikir2 ngekot touring*
sebenernya pengen sampe pagi. tapi tak bisa..huaa!
gazzzz!!!!
-nggak usah mikir2 lagi swas-
Mangtabzzzzz!!!!! Salute...!!!! hanya dua kata aja yang bisa ane ucapin buat Mbak Ariesnawaty....
;p
hany!
ihihi..... enak banget perjalanannya.....
jadi hapal jalan kalo begitu
tukang ngukur jalanan
ke palembang ketemu si merah ga Mbak?
si merah ada di prabumulih. nggak sempet ngontak dia. apalagi ketemuan ..huhuhu..
Post a Comment