Pagi tadi komplek kami gempar. Dua rumah di RT 8 kebobolan maling. Saya tahu juga dengan tidak sengaja.
Pagi tadi saya jalan pagi. Rute-nya sih rute express. Dari blok rumah kami ke blok 10 yang ada di ujung terjauh komplek ini. Tentu ditemani sepasukan kecil kucing-kucing peliharaan saya.
Nah.. .. dari jauh saya melihat orang ramai berkumpul. Tumben! Kali kedua saya lewat lagi. Luwoooh! Kok ada satpam komplek disana?Wah..wah…Karena penasaran akhirnya saya hampiri mereka.
“Ada apa bu?”
“Maling!”
“Lho? Rumah siapa?”
“Rumah sayaaaaa…!!! Huhuhuhu”
Tadi subuh ketika ibu itu bangun. Betapa kagetnya dia melihat jendela sudah tak berteralis lagi. Dan teriakannya pula yang membangunkan orang-orang di blok itu. Memang benar. Teralis jendelanya sudah dilepas pencuri. Ujung kaca jendelanya pecah. Dan pintu terbuka lebar. Hmmm.. cerdik sekali si pencurinya.
Tapi rupanya si pencuri tak berhasil meneruskan aksinya. Setiap malam si empu rumah punya ritual untuk mengunci setiap pintu kamar. Si pencuri hanya berhasil kerja bakti membuka teralis jendela depan tanpa sempat membawa kabur TV atau barang berharga lainnya. Sedang rumah lainnya, sempat disapu bersih oleh pencuri. Dompet, HP dan PlayStation pun disabetnya.
Duh.. sungguh tak aman tempat ini. Kami lengah karena tinggal di komplek yang bentuknya cluster –komplek dengan satu pintu, jadi orang yang keluar dan masuk kawasan ini dapat diawasi dengan ketat-Kami lalai karena membebankan keamanan komplek ini hanya kepada satpam .
Maka para komentator itu–asli deh, belum pada mandi dan masih pakai piyama- mulai menganalisa. Mereka bergerombol di depan rumah ibu yang malang itu. Saya-si orang asing dari RT sebelah ikut-ikutan ada diantara mereka-
“Disirep kali. Jam dua subuh gitu lho” *Saya membatin, kok bisa tahu kejadiannya jam 2 subuh?*
“Mungkin tukang bangunan. Dulu waktu bangun tempat ini, tukang-tukangnya nggak di seleksi siiih” *Saya tersenyum dalam hati, diaudisi aja kali buuuuu*
“Pasti penduduk kampung belakang. Pagar tembok komplek ini kan gampang di lompati” *hmmm.. kening saya berkerut. Memang gampang sih cari kambing hitam*
“Konspirasi. Mungkin pembantu pulang hari –pembantu pulang hari itu istilah untuk pembantu yang kerjanya dari pagi dan pulang sore. Yang dikerjakan kerjaan domestik. Biasanya mereka orang yang rumahnya tidak jauh dari rumah majikan- yang jadi mata-mata” *senyum saya makin lebar, ini pasti sering nonton film*
“Pedagang yang sering masuk komplek ini, pasti!” *saya mulai berkhayal. Pedagang berkeliling sambil membawa radio telekomunikasi dan GPS dan kamera digital dalam gerobak sayurnya. Hmmm.. keren deh!*
Tapi bayangan saya buyar ketika sayup-sayup saya dengar suara Koko yang miau-miau mencari saya. Hihihi… saya lupa dengan pasukan kecil saya. Maka saya pamit sambil menggiring pasukan saya kembali pulang ke rumah.
Suami yang saya ceritakan dengan penuh semangat hanya berdehem tanpa ekspresi. Tumben. Dia kan orangnya gaul dan selalu ingin tahu.
Sambil menyiapkan sarapan, saya berpikir lagi. Harus ditingkatkan nih keamanan rumah ini. Eh.. tapi siapa tuh yang ngomong sendirian di depan? Sambil mengintip melalui jendela, saya melihat suami saya sedang membriefing para kucing:
“Joni.. kamu menjadi kepala satpam di rumah ini ya”
“Miauuuu!” jawab Joni yang memang sudah dari lahir berbulu hitam ala seragam satpam.
“Pippy.. kalau ada yang berani masuk rumah. Cakar saja mereka”
“Miauuuuu!” sahut Pippy yang memang terkenal paling galak di rumah ini. Sama kucing lain saja galak. Apalagi sama manusia.
“Malih!.. tugas kamu menjadi lucu saja “ “miiiiuuuu” jawab Malih yang memang kucing terlucu di rumah ini.
Hahaha… dia mulai kehabisan ide.
BTR 16 April 2010, 13.48 WIB mendung, dan angin kencang. Atap seng di balik tembok sana, nyaris lepas di tiup angin.
Pagi tadi saya jalan pagi. Rute-nya sih rute express. Dari blok rumah kami ke blok 10 yang ada di ujung terjauh komplek ini. Tentu ditemani sepasukan kecil kucing-kucing peliharaan saya.
Nah.. .. dari jauh saya melihat orang ramai berkumpul. Tumben! Kali kedua saya lewat lagi. Luwoooh! Kok ada satpam komplek disana?Wah..wah…Karena penasaran akhirnya saya hampiri mereka.
“Ada apa bu?”
“Maling!”
“Lho? Rumah siapa?”
“Rumah sayaaaaa…!!! Huhuhuhu”
Tadi subuh ketika ibu itu bangun. Betapa kagetnya dia melihat jendela sudah tak berteralis lagi. Dan teriakannya pula yang membangunkan orang-orang di blok itu. Memang benar. Teralis jendelanya sudah dilepas pencuri. Ujung kaca jendelanya pecah. Dan pintu terbuka lebar. Hmmm.. cerdik sekali si pencurinya.
Tapi rupanya si pencuri tak berhasil meneruskan aksinya. Setiap malam si empu rumah punya ritual untuk mengunci setiap pintu kamar. Si pencuri hanya berhasil kerja bakti membuka teralis jendela depan tanpa sempat membawa kabur TV atau barang berharga lainnya. Sedang rumah lainnya, sempat disapu bersih oleh pencuri. Dompet, HP dan PlayStation pun disabetnya.
Duh.. sungguh tak aman tempat ini. Kami lengah karena tinggal di komplek yang bentuknya cluster –komplek dengan satu pintu, jadi orang yang keluar dan masuk kawasan ini dapat diawasi dengan ketat-Kami lalai karena membebankan keamanan komplek ini hanya kepada satpam .
Maka para komentator itu–asli deh, belum pada mandi dan masih pakai piyama- mulai menganalisa. Mereka bergerombol di depan rumah ibu yang malang itu. Saya-si orang asing dari RT sebelah ikut-ikutan ada diantara mereka-
“Disirep kali. Jam dua subuh gitu lho” *Saya membatin, kok bisa tahu kejadiannya jam 2 subuh?*
“Mungkin tukang bangunan. Dulu waktu bangun tempat ini, tukang-tukangnya nggak di seleksi siiih” *Saya tersenyum dalam hati, diaudisi aja kali buuuuu*
“Pasti penduduk kampung belakang. Pagar tembok komplek ini kan gampang di lompati” *hmmm.. kening saya berkerut. Memang gampang sih cari kambing hitam*
“Konspirasi. Mungkin pembantu pulang hari –pembantu pulang hari itu istilah untuk pembantu yang kerjanya dari pagi dan pulang sore. Yang dikerjakan kerjaan domestik. Biasanya mereka orang yang rumahnya tidak jauh dari rumah majikan- yang jadi mata-mata” *senyum saya makin lebar, ini pasti sering nonton film*
“Pedagang yang sering masuk komplek ini, pasti!” *saya mulai berkhayal. Pedagang berkeliling sambil membawa radio telekomunikasi dan GPS dan kamera digital dalam gerobak sayurnya. Hmmm.. keren deh!*
Tapi bayangan saya buyar ketika sayup-sayup saya dengar suara Koko yang miau-miau mencari saya. Hihihi… saya lupa dengan pasukan kecil saya. Maka saya pamit sambil menggiring pasukan saya kembali pulang ke rumah.
Suami yang saya ceritakan dengan penuh semangat hanya berdehem tanpa ekspresi. Tumben. Dia kan orangnya gaul dan selalu ingin tahu.
Sambil menyiapkan sarapan, saya berpikir lagi. Harus ditingkatkan nih keamanan rumah ini. Eh.. tapi siapa tuh yang ngomong sendirian di depan? Sambil mengintip melalui jendela, saya melihat suami saya sedang membriefing para kucing:
“Joni.. kamu menjadi kepala satpam di rumah ini ya”
“Miauuuu!” jawab Joni yang memang sudah dari lahir berbulu hitam ala seragam satpam.
“Pippy.. kalau ada yang berani masuk rumah. Cakar saja mereka”
“Miauuuuu!” sahut Pippy yang memang terkenal paling galak di rumah ini. Sama kucing lain saja galak. Apalagi sama manusia.
“Malih!.. tugas kamu menjadi lucu saja “ “miiiiuuuu” jawab Malih yang memang kucing terlucu di rumah ini.
Hahaha… dia mulai kehabisan ide.
BTR 16 April 2010, 13.48 WIB mendung, dan angin kencang. Atap seng di balik tembok sana, nyaris lepas di tiup angin.
25 comments:
perketat ikat pinggang! eh keamanan...emang ga bisa sih cuma mengandalkan satpam
iya mak..*siap-siap siskamling*
ronda...ronda.....
serem yeeee
*mbawa kentongan*
hu uh! kok bisa ya? orang tidur nggak kebangun sedikitpun.
pencurinya kurang berlatih ini....:D
dan kurang olah raga ..Win... *hihihi..*
yg heran.. cluster, 1 pintu.. apa ndak terlalu mudah 4tu maling untuk masuk area perumahan? pi wong ya namanya barang titipan ya, kalo dah waktunya diambil ya pasti diambil.. hmm.. sabar sabar..
tembok clusternya nggak terlalu tinggi. Mudah dilompati orang mas. Kalo saya perhatiin sih, satpamnya udah all out kok, keliling tiap malem. Mungkin pos dugem (ehmmm.. maksud saya pos ronda) yg ada di tiap RT nggak hanya jadi tempat ngumpul bapak2 kalo malem minggu.
cerita yang menarik..saya sampai berkahayal-khayal..:D
mungkin malingnya belum sepenuhnya jadi maling beneran..ospek awal buat yang amatiran..makanya gak berhasil..lain kali disuruh perumahan sebelah mbak..;D
berandai-andai..gimana ceritanya klo ibu berpiyama yang kehilangan!
bisa-bisa satpam yang dituduh mencuri..ckckckckck..ibu edan!!
saiyah curiga jgn2 yg bobol teralis jendela itu yg lg dikawal ma para mpuzzz'nya... eeeehhhmmm.....
hehehe sudah pasang teralis pun masih kena. gila juga
saiyah juga :p
funny story about the thief but all so
true regarding security and safety
where one lives.
very good my dear...
saiyah juga :p
saiyah juga :p
ke enakan si Malih ha ha ha ha
untuk tetap menjadi lucu :p
ada saksi matanya, mas. sekarang masuk DPO. kemungkinan besar sales yg suka tawarin tirai/ gorden keliling.
bisa jadi
sedia ilmu sirep :)
harusnya :D
emak2 siskamling..boljug tuh..
ogah
Post a Comment