Hari kelima Sabtu, 2 Januari 2010; ada Mascord dan perusahaan kerupuk ABC di magetan
Walau kami sudah siap sejak pukul tujuh dan kekenyangan setelah sarapan nasi Serpang yang terkenal itu. (makanan khas Madura nasi dengan kombinasi lauk : telur asin, peyek udang, mie, udang/jangkang, tahu, dendeng, daging, tongkol, sambal). Tapi Toni kelihatannya berat melepas kepergian kami (ceileeee…) jadi baru satu jam kemudian kami dapat pergi. Diantar Wawan hingga ujung jalan menuju Suramadu.
Lima belas menit kemudian, setelah berjabat tangan ala biker, kami pun meninggalkan Madura. Ah.. belum apa-apa, rasanya sudah kangen ingin kembali lagi.
Sementara itu, rombongan Milys chapter Tangerang yang pergi ke Bali, juga dalam perjalanan pulang. Sebagian masih ada di Bali. Dan sisanya sudah ada di Situbondo. Seharusnya sih kami janjian hari ini untuk pulang sama-sama ke Jakarta.
Entah apa yang terjadi. Yang kami dengar ada masalah dengan motornya Hanz. Jadi Hanz dan Hendrix masih ada di Bali. Sedang Hasim+Vera dan Fajar akhirnya berangkat terlebih dahulu jum’at sore kemarin.
Kami sih tetap bergerak terus ke arah barat. Jakarta masih jauh. Sedang kami masih ada di ujung pulau Jawa. My hubby dan Lulu pun harus ngantor senin depan. Kalau saya lain lagi motivasinya, saya hanya nggak mau jalan subuh lagi seperti kejadian tahun lalu.
Pukul sebelas pagi kami minum kopi dan ngemil kacang di rehat area SPBU Jombang, Suami saya masih telpon-telponan dengan Hasim. Mereka juga sudah bergerak gaspol –bagi teman-teman yang belum tahum ini istilah saja di dunia motor. Motor akan di-gas terus dengan kecepatan tinggi dan nggak berhenti-berhenti- tadi pagi dan ada di Ponorogo saat ini. Hendrix dan Hanz juga baru merapat di Ketapang. Super gaspol ingin menyusul dua rombongan di depan. Halah!
Maka kini ada tiga rombongan di tiga tempat yang berbeda. Berpacu dengan waktu bergerak menuju Jakarta. Cuaca sedang cerah secerah-cerahnya. Jadi kami ngadem cukup lama disini. Buying time juga sih menunggu rombongan di belakang. Suami saya dan Lulu sempat tidur. Dan baru pukul satu kami bergerak lagi.
Sejam kemudian kami berhenti untuk makan siang. Ada satu rumah makan di daerah Magetan yang penuh dengan kendaraan yang sedang parkir. Boleh juga nih. Kami pesan ikan gurame goreng, cah kangkung dan jus tomat. Sedang Lulu pesan bebek goreng favoritnya. Hmmm….nyam..nyaaaam…
Entah kenapa, di tempat makan inipun kami malah leyeh-leyeh lagi. Hmmm.. nggak produktif deh. Mungkin karena merasa stop point kami (hari ini rencana menginap di Solo atau Jogja) sudah dekat atau juga karena yakin sebentar lagi rombongan Hasim akan merapat. Sementara itu Bro Anto Mascord –Madiun Scorpio Rider, ini klub motor scorpio yang ada di Madiun area- yang sesiang tadi kami kontak, baru membalas telpon kami.
“Ah.. ntar enam jam lagi kayak di Semarang” protes saya. Ini kan sudah sore, perjalanan masih jauh. Kalau mampir lagi, mau sampai jam berapa? Sampai tengah malam lagi? Hiks! Hiks!
Lulu pun menyiratkan ekspresi yang sama.
Maka inilah kami. Demi sebuah janji, pukul setengah lima sore, ada tiga orang aneh bersama dua motor pio dekil yang sedang narsis foto-foto di depan kereta loko di depan Pabrik Gula Purwodadi, di Magetan.
Keren deh, baru kali ini ada yang jemput seorang emak-emak . Kami dijemput Mbak Ika, istrinya mas Anto dan putri (putri kedua mereka yang baru berumur 4 tahun).
“Lagi goreng kerupuk!” sahutnya ketika kami tanya, kok malah simbak yang njemput kami.
“???…!”
Baru kami tahu ketika kami masuk ke halaman rumah yang luas itu. Mereka punya pabrik kecil-kecilan di belakang rumahnya. Perusahaan kerupuk ABC Magetan. Perusahaan keluarga.
Si Malih dan si Rohman kami kanopi samping lapangan badminton sekaligus tempat untuk menjemur kerupuk. Kami diajak terus ke belakang. Bro Anto sedang menggoreng kerupuk dibantu dua orang karyawannya.
Dan tak lama kemudian rampunglah pekerjaan hari itu. Kemudian mengajak suami saya dan Lulu ngobrol di teras depan. Saya tertinggal disini, di gedung tanpa plafon yang suram tempat pabrik kerupuk itu berada. Sibuk motret sih. Kegiatan saya rupanya ditangkap oleh ayahnya mas Anto. Maka jadilah kami berdua ngobrol di belakang.
Keramahan keluarga besar Anto tidak bisa kami tolak begitu saja. Nyata sekali kalau mereka senang didatangi teman-teman biker dari segala penjuru daerah. Kalau ingat tadi hanya ingin mampir setengah jam saja disini, saya jadi malu.
Akhirnya Hasim+Vera dan Fajar datang juga. Keadaan team cukup baik walau Hasim mengeluh matanya tidak awas kalau sudah malam hari. Dan dengan cengiran lemah menyambut uluran tangan kami. Lega rasanya, team dua sudah merapat. Barusan mereka dijemput teman-teman dari Mascord.
Hari sudah gelap saat itu, Semua basah kuyup karena hujan deras sepanjang jalan. Kasihan juga melihatnya. Kontras sekali dengan kami yang masih segar, sudah mandi dan sedang leyeh-leyeh minum kopi di teras rumah Bro Anto.
Ngomongin teman-teman dari Mascord ini, hanya bro Anto yang paling senior , dia memang 001-nya Mascord –Madiun scorpio Rider- sedang membernya kebanyakan masih ABG yang lagi seneng-senengnya gabung dengan klub motor. Posisi mereka juga strategis. Rata-rata klub motor yang lewat jalur selatan juga mampir kesini.
Nah… ngomongin perilaku klub motor yang ada disini, berikut ini seperti yang kemudian dikisahkan Hasim kepada kami.
“Beda sih kalo R1 dan R2 mau dateng” kata Hasim *sombooooong *
“Kenapa bro?” Lulu *cupu mode on*
“Sampe mau masuk gang aja masih aja di blok jalannya” *Sementara di Jakarta, ngeblok jalan dan menggebrah kendaraan lain dengan kaki sudah mulai ditinggalkan.*
"Hihihihi”
“Herannya, orang-orang kok nurut aja dan kasih jalan.”
“Ah.. kamu belum tahu aja anak-anak Tasik. Iya kan Hany?” lanjut suami saya meminta pembenaran. Dan dia mulai dengan gerakan menendang tinggi-tinggi dengan salah satu kakinya.
“Gaya taekwondo, Bro! ”
“Haiyaaaah!!!” Hasim, Lulu dan Fajar sampai memegang perut saking gelinya. Membayangkan menggebrah bis gede dengan gerakan kaki seperti itu.
Nah setelah mereka mandi dan istirahat sebentar, kami semua makan malam bersama. Menunya luar biasa deh, disiapkan dengan penuh citarasa oleh keluarganya bro Anto. Lalu suami saya berikan pilihan kepada Hasim n the gank.
(1) nginep disini dan besok pagi lanjut lagi atau
(2) bergerak semampunya (pengennya sih sampe Salatiga) dan besok bergerak dari sana; paling tidak sudah mendekati Jakarta (halah!)
Hasim memilih untuk terus. Maka di bawah rintik hujan, kami lanjutkan perjalanan. Sudah setengah Sembilan malam saat itu. Ada empat pio yang terengah-engah membelah jalan. Malih ada di depan, diikuti si scozzy (Hasim+vera), kemudian Fajar dan Lulu di belakang. Kami tahu, mereka lelah sekali dan saya yakin deep down inside, mereka ingin sekali tinggal di rumah ini.
Rupanya jalur alternatif yang dipilih si Malih. Ada jalan kecil melambung naik turun bukit dan melewati Solo menuju Salatiga. Jaraknya sekitar 115 km. Jalannya sepi, nyaris kami tak bertemu dengan kendaraan lain apalagi truk dan bus.
Hasim kelihatannya sudah putus asa. Saya apalagi. Rasanya jalannya tidak sejauh ini deh. Tapi mungkin itu karena efek sudah capek saja. Fajar sempat tertinggal di belakang. Sejak dari Bali oli seal shocknya bocor. Jadi nggak imbang antara kanan dan kiri. No probs kalau jalan lurus. Tapi serem kalau jalan menikung.
Sementara itu posisi Hendrix dan Hanz masih ada di Probolinggo saat itu. Waaah.. still long way to go tuh! Pasti mereka gaspol terus dan lupa ngerem
Agak kesulitan juga mencari penginapan ketika tengah malam kami tiba di Salatiga. Dua kali masuk hotel jam-jam an yang isinya om-om dan beberapa escord berpakaian seksi yang sedang dugem.
Kami terbawa nyaris ke Kopeng hingga akhirnya -karena sudah ngantuk dan nggak ada pilihan lagi- menginap di wisma bhakti 2 yang malam itu penuh dengan ABG salatiga yang sedang tipsi
Menariknya, si penjaga wisma nggak bisa menjamin keselamatan para pio kami, walaupun wisma ini persis ada di depan kantor polisi. maka, jadilah kami buka tiga kamar standard Rp 50,000 yang salah satunya kami sewa dan kosongkan hanya untuk keempat pio kami menginap.
Ah... Yg penting bisa istirahaaaat...
Foto2 selengkapnya : pabrik kerupuk ABC magetan
Next : insiden di pamanukan
Walau kami sudah siap sejak pukul tujuh dan kekenyangan setelah sarapan nasi Serpang yang terkenal itu. (makanan khas Madura nasi dengan kombinasi lauk : telur asin, peyek udang, mie, udang/jangkang, tahu, dendeng, daging, tongkol, sambal). Tapi Toni kelihatannya berat melepas kepergian kami (ceileeee…) jadi baru satu jam kemudian kami dapat pergi. Diantar Wawan hingga ujung jalan menuju Suramadu.
Lima belas menit kemudian, setelah berjabat tangan ala biker, kami pun meninggalkan Madura. Ah.. belum apa-apa, rasanya sudah kangen ingin kembali lagi.
Sementara itu, rombongan Milys chapter Tangerang yang pergi ke Bali, juga dalam perjalanan pulang. Sebagian masih ada di Bali. Dan sisanya sudah ada di Situbondo. Seharusnya sih kami janjian hari ini untuk pulang sama-sama ke Jakarta.
Entah apa yang terjadi. Yang kami dengar ada masalah dengan motornya Hanz. Jadi Hanz dan Hendrix masih ada di Bali. Sedang Hasim+Vera dan Fajar akhirnya berangkat terlebih dahulu jum’at sore kemarin.
Kami sih tetap bergerak terus ke arah barat. Jakarta masih jauh. Sedang kami masih ada di ujung pulau Jawa. My hubby dan Lulu pun harus ngantor senin depan. Kalau saya lain lagi motivasinya, saya hanya nggak mau jalan subuh lagi seperti kejadian tahun lalu.
Pukul sebelas pagi kami minum kopi dan ngemil kacang di rehat area SPBU Jombang, Suami saya masih telpon-telponan dengan Hasim. Mereka juga sudah bergerak gaspol –bagi teman-teman yang belum tahum ini istilah saja di dunia motor. Motor akan di-gas terus dengan kecepatan tinggi dan nggak berhenti-berhenti- tadi pagi dan ada di Ponorogo saat ini. Hendrix dan Hanz juga baru merapat di Ketapang. Super gaspol ingin menyusul dua rombongan di depan. Halah!
Maka kini ada tiga rombongan di tiga tempat yang berbeda. Berpacu dengan waktu bergerak menuju Jakarta. Cuaca sedang cerah secerah-cerahnya. Jadi kami ngadem cukup lama disini. Buying time juga sih menunggu rombongan di belakang. Suami saya dan Lulu sempat tidur. Dan baru pukul satu kami bergerak lagi.
Sejam kemudian kami berhenti untuk makan siang. Ada satu rumah makan di daerah Magetan yang penuh dengan kendaraan yang sedang parkir. Boleh juga nih. Kami pesan ikan gurame goreng, cah kangkung dan jus tomat. Sedang Lulu pesan bebek goreng favoritnya. Hmmm….nyam..nyaaaam…
Entah kenapa, di tempat makan inipun kami malah leyeh-leyeh lagi. Hmmm.. nggak produktif deh. Mungkin karena merasa stop point kami (hari ini rencana menginap di Solo atau Jogja) sudah dekat atau juga karena yakin sebentar lagi rombongan Hasim akan merapat. Sementara itu Bro Anto Mascord –Madiun Scorpio Rider, ini klub motor scorpio yang ada di Madiun area- yang sesiang tadi kami kontak, baru membalas telpon kami.
“Ah.. ntar enam jam lagi kayak di Semarang” protes saya. Ini kan sudah sore, perjalanan masih jauh. Kalau mampir lagi, mau sampai jam berapa? Sampai tengah malam lagi? Hiks! Hiks!
Lulu pun menyiratkan ekspresi yang sama.
Maka inilah kami. Demi sebuah janji, pukul setengah lima sore, ada tiga orang aneh bersama dua motor pio dekil yang sedang narsis foto-foto di depan kereta loko di depan Pabrik Gula Purwodadi, di Magetan.
Keren deh, baru kali ini ada yang jemput seorang emak-emak . Kami dijemput Mbak Ika, istrinya mas Anto dan putri (putri kedua mereka yang baru berumur 4 tahun).
“Lagi goreng kerupuk!” sahutnya ketika kami tanya, kok malah simbak yang njemput kami.
“???…!”
Baru kami tahu ketika kami masuk ke halaman rumah yang luas itu. Mereka punya pabrik kecil-kecilan di belakang rumahnya. Perusahaan kerupuk ABC Magetan. Perusahaan keluarga.
Si Malih dan si Rohman kami kanopi samping lapangan badminton sekaligus tempat untuk menjemur kerupuk. Kami diajak terus ke belakang. Bro Anto sedang menggoreng kerupuk dibantu dua orang karyawannya.
Dan tak lama kemudian rampunglah pekerjaan hari itu. Kemudian mengajak suami saya dan Lulu ngobrol di teras depan. Saya tertinggal disini, di gedung tanpa plafon yang suram tempat pabrik kerupuk itu berada. Sibuk motret sih. Kegiatan saya rupanya ditangkap oleh ayahnya mas Anto. Maka jadilah kami berdua ngobrol di belakang.
Keramahan keluarga besar Anto tidak bisa kami tolak begitu saja. Nyata sekali kalau mereka senang didatangi teman-teman biker dari segala penjuru daerah. Kalau ingat tadi hanya ingin mampir setengah jam saja disini, saya jadi malu.
Akhirnya Hasim+Vera dan Fajar datang juga. Keadaan team cukup baik walau Hasim mengeluh matanya tidak awas kalau sudah malam hari. Dan dengan cengiran lemah menyambut uluran tangan kami. Lega rasanya, team dua sudah merapat. Barusan mereka dijemput teman-teman dari Mascord.
Hari sudah gelap saat itu, Semua basah kuyup karena hujan deras sepanjang jalan. Kasihan juga melihatnya. Kontras sekali dengan kami yang masih segar, sudah mandi dan sedang leyeh-leyeh minum kopi di teras rumah Bro Anto.
Ngomongin teman-teman dari Mascord ini, hanya bro Anto yang paling senior , dia memang 001-nya Mascord –Madiun scorpio Rider- sedang membernya kebanyakan masih ABG yang lagi seneng-senengnya gabung dengan klub motor. Posisi mereka juga strategis. Rata-rata klub motor yang lewat jalur selatan juga mampir kesini.
Nah… ngomongin perilaku klub motor yang ada disini, berikut ini seperti yang kemudian dikisahkan Hasim kepada kami.
“Beda sih kalo R1 dan R2 mau dateng” kata Hasim *sombooooong *
“Kenapa bro?” Lulu *cupu mode on*
“Sampe mau masuk gang aja masih aja di blok jalannya” *Sementara di Jakarta, ngeblok jalan dan menggebrah kendaraan lain dengan kaki sudah mulai ditinggalkan.*
"Hihihihi”
“Herannya, orang-orang kok nurut aja dan kasih jalan.”
“Ah.. kamu belum tahu aja anak-anak Tasik. Iya kan Hany?” lanjut suami saya meminta pembenaran. Dan dia mulai dengan gerakan menendang tinggi-tinggi dengan salah satu kakinya.
“Gaya taekwondo, Bro! ”
“Haiyaaaah!!!” Hasim, Lulu dan Fajar sampai memegang perut saking gelinya. Membayangkan menggebrah bis gede dengan gerakan kaki seperti itu.
Nah setelah mereka mandi dan istirahat sebentar, kami semua makan malam bersama. Menunya luar biasa deh, disiapkan dengan penuh citarasa oleh keluarganya bro Anto. Lalu suami saya berikan pilihan kepada Hasim n the gank.
(1) nginep disini dan besok pagi lanjut lagi atau
(2) bergerak semampunya (pengennya sih sampe Salatiga) dan besok bergerak dari sana; paling tidak sudah mendekati Jakarta (halah!)
Hasim memilih untuk terus. Maka di bawah rintik hujan, kami lanjutkan perjalanan. Sudah setengah Sembilan malam saat itu. Ada empat pio yang terengah-engah membelah jalan. Malih ada di depan, diikuti si scozzy (Hasim+vera), kemudian Fajar dan Lulu di belakang. Kami tahu, mereka lelah sekali dan saya yakin deep down inside, mereka ingin sekali tinggal di rumah ini.
Rupanya jalur alternatif yang dipilih si Malih. Ada jalan kecil melambung naik turun bukit dan melewati Solo menuju Salatiga. Jaraknya sekitar 115 km. Jalannya sepi, nyaris kami tak bertemu dengan kendaraan lain apalagi truk dan bus.
Hasim kelihatannya sudah putus asa. Saya apalagi. Rasanya jalannya tidak sejauh ini deh. Tapi mungkin itu karena efek sudah capek saja. Fajar sempat tertinggal di belakang. Sejak dari Bali oli seal shocknya bocor. Jadi nggak imbang antara kanan dan kiri. No probs kalau jalan lurus. Tapi serem kalau jalan menikung.
Sementara itu posisi Hendrix dan Hanz masih ada di Probolinggo saat itu. Waaah.. still long way to go tuh! Pasti mereka gaspol terus dan lupa ngerem
Agak kesulitan juga mencari penginapan ketika tengah malam kami tiba di Salatiga. Dua kali masuk hotel jam-jam an yang isinya om-om dan beberapa escord berpakaian seksi yang sedang dugem.
Kami terbawa nyaris ke Kopeng hingga akhirnya -karena sudah ngantuk dan nggak ada pilihan lagi- menginap di wisma bhakti 2 yang malam itu penuh dengan ABG salatiga yang sedang tipsi
Menariknya, si penjaga wisma nggak bisa menjamin keselamatan para pio kami, walaupun wisma ini persis ada di depan kantor polisi. maka, jadilah kami buka tiga kamar standard Rp 50,000 yang salah satunya kami sewa dan kosongkan hanya untuk keempat pio kami menginap.
Ah... Yg penting bisa istirahaaaat...
Foto2 selengkapnya : pabrik kerupuk ABC magetan
Next : insiden di pamanukan
2 comments:
Mampirr, slm knal yaaa... please follow me, I'll follow u + aq taro link u di Friends' Links q ... tq
monggo.. silakan.
Post a Comment