“Grusak! Grusukkkk!”
Disusul suara gedebuk dan jeritan memilukan menyelinap melalui jendela kamar kami. Jendela kami memang menghadap halaman kecil yang ada di belakang. Dan ..oooh…suara itu terdengar jelas sekali di malam buta seperti ini. *ya, sebenernya sih nggak sepi-sepi amat. Wong suami saya sedang maen PS *
Kami saling berpandangan.
“Coba kuintip deh” saya membuka pintu kamar.
Daaaan…. Hiyaaaaaa…!!!!!
Kami berdua menjerit ketakutan. Terasa ada hawa dingin menyelinap masuk. Gelap sekali disana. Sementara TV menyala-nyala tanpa suara. Kami berdua saling berpegangan tangan.
Sedetik kemudian, makhluk itu lewat di depan pintu kamar kami.
Jeritan kami bertambah keras.
“Aaaaarrrrgh!!!”
Makhluk itu menyeringai. Sekaligus heran melihat kami berdua. Kemudian ia berhenti di depan pintu kamar. Jeritan saya makin keras dan saya nyaris pingsan.
Tak lama kemudian.
“Aaaaaah!!! KOKOOOOO!!!!” omel saya pada makhluk itu.“Kalau bawa upeti jangan dibawa kesini dong!”
Dan Koko mengangkat sebelah alis matanya *hehehe.. maab, sedikit hiperbol.* Dia heran. Kenapa harus takut?
“Hus! Hus! Ayoh.. maenannya bawa keluar”
“ah…Kokoooo..” sahut suami saya dari balik bahu saya. Ngintip. Lega.
Dan kami berdua kembali ngumpet di dalam kamar. Siapa yang berani keluar kamar? Ih, serem.
Memang sudah berhari-hari ini Koko ogah tidur di dalam rumah. *atau keluar malam seperti biasa* Dia lebih suka nongkrong di halaman belakang dan baru miau-miau minta masuk ketika subuh saya buka pintu belakang.
Nah, tadi waktu kami makan malam di dapur belakang. Koko memang tak mau beranjak dari pojok halaman. Duduk siaga menghadap tembok belakang.
“Koko lagi dinas ya?” goda suami saya pada Koko. Dan Koko tetap diam tak bergeming. Cueks mode on. Diam mematung memperhatikan tembok. Sementara Ucup, Malih dan Joni sibuk berputar-putar di sekita betis suami saya. Apalagi kalau bukan mengemis sisa ikan.
Rupanya dia sedang menanti makhluk malang itu muncul dari sarangnya. Malam ini hari tersial baginya.
Malang benar nasibmu, Mick! *baca: si Micky*
Serpong 18 mei 2009l 19.43 (lagi di kamar, nungguin yayangnya pulang, ditemenin Joni yang lagi ‘pingsan’ di sebelah saya, oiya Koko sudah stand by di belakang. Nunggu mangsa berikutnya hehehe.... Met kerja ya, Ko!)
Disusul suara gedebuk dan jeritan memilukan menyelinap melalui jendela kamar kami. Jendela kami memang menghadap halaman kecil yang ada di belakang. Dan ..oooh…suara itu terdengar jelas sekali di malam buta seperti ini. *ya, sebenernya sih nggak sepi-sepi amat. Wong suami saya sedang maen PS *
Kami saling berpandangan.
“Coba kuintip deh” saya membuka pintu kamar.
Daaaan…. Hiyaaaaaa…!!!!!
Kami berdua menjerit ketakutan. Terasa ada hawa dingin menyelinap masuk. Gelap sekali disana. Sementara TV menyala-nyala tanpa suara. Kami berdua saling berpegangan tangan.
Sedetik kemudian, makhluk itu lewat di depan pintu kamar kami.
Jeritan kami bertambah keras.
“Aaaaarrrrgh!!!”
Makhluk itu menyeringai. Sekaligus heran melihat kami berdua. Kemudian ia berhenti di depan pintu kamar. Jeritan saya makin keras dan saya nyaris pingsan.
Tak lama kemudian.
“Aaaaaah!!! KOKOOOOO!!!!” omel saya pada makhluk itu.“Kalau bawa upeti jangan dibawa kesini dong!”
Dan Koko mengangkat sebelah alis matanya *hehehe.. maab, sedikit hiperbol.* Dia heran. Kenapa harus takut?
“Hus! Hus! Ayoh.. maenannya bawa keluar”
“ah…Kokoooo..” sahut suami saya dari balik bahu saya. Ngintip. Lega.
Dan kami berdua kembali ngumpet di dalam kamar. Siapa yang berani keluar kamar? Ih, serem.
Memang sudah berhari-hari ini Koko ogah tidur di dalam rumah. *atau keluar malam seperti biasa* Dia lebih suka nongkrong di halaman belakang dan baru miau-miau minta masuk ketika subuh saya buka pintu belakang.
Nah, tadi waktu kami makan malam di dapur belakang. Koko memang tak mau beranjak dari pojok halaman. Duduk siaga menghadap tembok belakang.
“Koko lagi dinas ya?” goda suami saya pada Koko. Dan Koko tetap diam tak bergeming. Cueks mode on. Diam mematung memperhatikan tembok. Sementara Ucup, Malih dan Joni sibuk berputar-putar di sekita betis suami saya. Apalagi kalau bukan mengemis sisa ikan.
Rupanya dia sedang menanti makhluk malang itu muncul dari sarangnya. Malam ini hari tersial baginya.
Malang benar nasibmu, Mick! *baca: si Micky*
Serpong 18 mei 2009l 19.43 (lagi di kamar, nungguin yayangnya pulang, ditemenin Joni yang lagi ‘pingsan’ di sebelah saya, oiya Koko sudah stand by di belakang. Nunggu mangsa berikutnya hehehe.... Met kerja ya, Ko!)
14 comments:
Xixixixixi....koko jadi satpam ya sekarang..:-D
udah jarang kucing sekarang nangkep tikus......
cuakep cuakep cuakep..........
total score hingga minggu ini :
KOKO=6 ekor
Joni=2 ekor
:D lumayaaan... dapur belakang nyaris steril dari si micky.
job baruuuuuh...satpam tiap malem.
aaaaakkkkhhhh........merinding liat si micky.
hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii................mesti kumur pake listerine tuh.
tuh.. dengerin kata tante Winda tuuuuh...
tampang si Koko kucing banget ya, ..............
idiiih Aki... tapi kalo sambil ngegotong si micky mah... nggak lucu lagi atuuuuh, jadinya malah sereeem.. hehehe..
Wah mba, micky di bangka gede-gede, trus botak lagi, banyak kucing yang malah takut dengan mereka, ini tantangan buat Koko, apakah berani? :D
*siapin koper buat Koko*
"Koko.... kamu brangkat dinas ke Bangka ya"
hahahahahahahahahahaha !!! kalau anjing gw membununh semua serangga yg terbang dan berjalan, jadi aman dari kecoa
akuuuuuur!!!!
koko gagah bgt klo lagi begitu :p
Nerima karyawan baru nggak? :p
*nyiapin koper lagi buat Koko*
Post a Comment