Sabtu lalu adalah putaran terakhir arisan ibu-ibu di komplek ini. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Setiap arisan, saya adalah tipe ibu-ibu yang selalu duduk di pojokan dan berharap agar arisan ini cepat usai. Sudah bisa ditebak. Angka kehadiran saya dalam setahun ini, tidak menyentuh angka 25%. Tapi bagi saya, ini sudah rekor tertinggi.
Sementara ibu bendahara mengumpulkan uang arisan dan menentukan siapa yang mendapatkannya. Saya memilih cemilan dan jeruk. Yang jauh lebih menarik minat saya. Sambil cengar-cengir kepada ibu-ibu yang duduk di hadapan dan sesekali menanggapi obrolan ibu yang duduk di sebelah saya.
Agenda berikutnya adalah memilih ketua arisan untuk periode mendatang serta membahas sisa uang kas yang masih banyak itu. *wah.. asyik nih*
Sambil menyesap jeruk yang manis itu, saya berpikir. Sebenarnya saya sudah punya niat, periode mendatang, absen dulu ah, ikutan arisan. Saya punya alasan tersendiri. Selain menurut saya nggak terlalu banyak manfaatnya, saya lebih suka menabung dibanding mengumpulkan uang dengan cara seperti ini. Untuk alasan sosialisasi? Ah..kalian tahu sendiri saya orangnya kurang gaul.
Hingga tiba-tiba lamunan saya terpecah karena ibu yang baru diangkat menjadi ketua arisan bersabda dalam pidato pembukaannya :
“Ibu-ibuuuu… sekalian. Saya sudah ngobrol dengan Pak RT nih. Tahun depan, semua W-A-J-I-B ikut arisan. Sudah tugas ibu-ibu sekalian untuk mengajak tetangganya yang kali ini nggak ikutan arisan. Untuk bergabung tahun depan.”
Nah lo! Mati kutu deh saya.
Ingin rasanya saya mengadu ke komnas HAM *seperti artis-artis di TV itu lho * lha? ini kan sudah melanggar hak azasi. Terlepas dari niat baiknya untuk mempererat tali silaturahmi antar warga. Kok caranya nggak endah surendah begitu deh.
Saya curiga :
- dia sengaja mencatut nama pak RT demi memuluskan niat sucinya ini
- dia yang salah menafsirkan perintah pak RT
- gaya kepemimpinan pak RT sekarang adalah dengan tangan besi
Ditengah pikiran saya yang gundah gulana itu dan di tengah rencana saya untuk segera desersi dari kumpulan ibu-ibu ini. Tiba-tiba ada satu ibu mengusulkan. :
“Ibu-ibuuuuu…. Sisa uang kas kita masih banyak nih. Bagaimana kalo duitnya kita pake untuk outbond. Khusus ibu-ibu ajaaaaa….”
Tanpa pikir dua kali saya maju dan menyodorkan jempol kepada mereka.
“setodjoooooooooo!!!!”
Hihihi.. bodo ah!
Serpong 28 agustus 2008 15.52 (gara-gara hujan gede, empus-empus pada ngumpul)
ilustrasi foto dipinjam dari sini :http://tiartiar.files.wordpress.com/