Ketika mpus unyil datang dulu, saya sempat mengeluh :
“Oh my god. Another cat?” Dari dulu saya nggak pernah dengan sengaja datang ke petshop, me-rescue kucing yang saya temukan di jalan atau meminta anak kucing untuk saya pelihara. Nggak pernah.
Alasannya sederhana. Saya takut membuat komitmen.
Tapi salah saya juga sih. Setiap saya punya makanan lebih, pasti saya letakkan di piring plastik warna orange yang ada di carport depan. Kalau ada kucing yang pengen mampir, monggo silakan dicicipi Kalau air minum, mereka bisa minum sepuasnya. Di bawah pohon kamboja depan rumah memang saya letakkan bak tanaman air.
Dari beberapa kucing yang mampir, rupanya ada pula yang berani berlama-lama nongkrong di halaman depan.
Lama-lama, malah ada yang menurut jika saya panggil. Beberapa mendapat hak istimewa untuk sesekali masuk ke dalam rumah. Ada satu jendela yang sengaja saya buka dan saya biasakan mereka untuk keluar masuk dari sana.
Dan kemudian *inilah yang saya takutkan terjadi* datanglah si little mpus mboy yang betah banget nongkrong di rumah.
Ia tidur di kursi kuning kesayangannya, menemani saya memasak di dapur, mengejar-ngejar sapu, memanjat pohon dan kemudian dinas menemani saya dan suami makan malam. Ah… Lucunya. Pertahanan saya mulai runtuh. Maka kami resmikan ia menjadi salah satu penghuni rumah ini.
Kemudian datang Mpus unyil. Dia adik tiri-nya mpus mboy. Awalnya saya nggak suka. Selalu saya anggap sebelah mata. Kurus dan sering batuk-batuk. Warna bulunya standar banget.
Lain dong dengan si mboy yang berbelang tiga. Setiap kali mpus unyil ini datang, selalu saya usir. Saya dorong dia agar pergi mengikuti emaknya, si mpus Mplon.
Tapi sama halnya seperti mpus mboy. Rupanya ia sudah bertekad bulat dan berkomitmen untuk menjadi penghuni tetap rumah ini.
Ah sudahlah. Saya tak kuasa menolak. Toh ia bisa jadi teman yang baik bagi mpus Mboy. Dia cukup tahu diri kalau sering dianggap nomor dua di rumah ini. *hiks! Saya minta maaf ya Nyil!*
Dua minggu setelah itu, baru mpus ndut datang. My hubby sudah mewanti-wanti : “No more cats, honey” dan kalian tahu sendiri kisahnya. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama suamipun luluh hatinya demi melihat tampang mpus ‘seperti baru ketabrak truk’ ini.
Maka bertambahlah penghuni rumah ini. Kini ada mpus unyil dan mpus ndut. Mereka sepantaran. Saya sih berharap, mereka bisa jadi teman baik. Rupanya harapan itu masih jauh. Perang antar gank-lah, tonjok-tonjokan-lah, kick boxing-lah. Ggrrrrrrr….!!!!!
Berbeda dari mpus ndut, mpus unyil nggak pernah anggap serius peperangan ini. Malah, saya pikir, saya sempat melihat cengiran isengnya ketika pergi dari medan perang.
Lama-lama saya mulai melihat tingkahnya yang berbeda seratus delapan puluh derajat dibanding mpus ndut. Kalau mpus Ndut sifatnya egois, tidak dengan mpus unyil. Kalau mpus ndut temperamental, mpus unyil amat kalem. Mpus ndut, badannya gendut .. *ya iyalaaah*; mpus unyil mulai langsing dan memanjang tubuhnya *tapi hidungnya tetap merah jambu* Kalau mpus ndut pengennya selalu diperhatikan, mpus unyil cukup mandiri untuk mencari tempat yang nyaman untuk tidur siang.
Empatinya juga luar biasa. Pernah suatu kali mpus mboy lagi nakal dan dihukum kurung di kamar mandi. Di tengah miau-miau mpus mboy yang pengen keluar. Saya lihat mpus unyil duduk di depan kamar mandi dan mengeong tanda solider.
Apalagi setelah dia punya dua keponakan yang manis itu. *Setelah mpus mboy melahirkan anak, saya buatkan satu kavling khusus di lemari bawah rak buku yang ada di kamar depan*. Dia sayang banget. Bantu mboy menjaga kucing mungil itu. Dan herannya, mpus mboy nggak pernah protes tuh.
Kalo mpus mboy lagi break menyusui dan pengen JJS sebentar di taman depan, tanpa disuruh dia akan masuk menggantikan mpus mboy. Malah kalau malam, dia ikut menemani mpus mboy dan tidur di kapling kucing itu. Huaduh! Tambah sempit dong ya.
Ah, saya terharu. Moral of the story kali ini, proses belajar itu bisa datang dari mana saja. Saya belajar banyak dari mpus Unyil. Sifat baik hatinya, ketulusannya, dan terutama sikap positive thinking-nya itu. Luv u mpus Unyil. Kamu baik banget deh!
Serpong, 22 nopember 2007 10:00 (pagi yang cerah, mpus ndut lagi bobo di kursi item, mpus uyil lagi keluar maen, mpus mboy lagi ngelonin anak-anaknya dooong)