Terminal Tirtonadi, Solo Jum’at 26 Februari 2010 jam 09.30 pagi
Saya marah besar. Tiba-tiba saja Suwasti datang ditemani Kris. Kami berbisik-bisik di sudut warung yang ada di depan pol bus trayek Solo-Tawangmangu. Saat itu Joan sedang mandi dan Emma memandang kami tanpa sempat mengerti.
“Maaf, Na.” desah Suwasti. Wajahnya lelah sekali. Bus Safari Dharma yang ditumpanginya baru saja merapat. Bus tua yang terengah-engah sejak dari Jakarta dan baru delapan belas jam kemudian tiba disini. Oh, mereka terlambat sekali.
Kris seolah tak mendengar pertengkaran kami. Dia sibuk mengepak kembali kerirnya di pojok warung, tempat saya, Joan dan Emma yang sepanjang pagi ini menanti kedatangan mereka berdua.
“Kenapa Swas?” kejar saya lagi. “Kenapa aku justu tahu dari sms Heri semalam” hihihi.. gaya kami kayak drama di TV aja. Udara terasa kering, peluh mulai bercucuran padahal saya baru saja menumpang mandi di terminal ini.
“Kita masih satu team kan?” Sambil memandang bus tujuan Tawangmangu yang bolak-balik mengisi penumpang di hadapan kami. Dan berkali-kali menampik ajakan kernet bus untuk segera masuk ke dalam bus.
Saya kecewa sekali. Berbulan-bulan kami merencanakan perjalanan ini. Hingga akhirnya kami berempat siap berangkat. Saya, Suwasti, Joan dan Emma.
“Kris bilang, dia nggak ingin yang lain tahu kalau dia ikut” “Kenapa?” Saya menggeleng-gelengkan kepala. Mendadak kepala terasa pening. Aneh. Tiket bus sudah mereka beli sejak awal bulan lalu, jika mereka mau, ada banyak kesempatan hampir sebulan untuk memberi tahu kami.
Saya tahu Suwasti sedang dekat dengan Kris. Tapi Kris teman saya juga. Untuk alasan apapun, nggak mungkin kami akan jalan sendiri-sendiri seperti yang dia minta. “Kita akan berangkat bersama-sama dan tentu saja pulang juga bersama-sama”
Tapi tak lama kemudian kemarahan saya reda dengan sendirinya. Sudah terlanjur, ah… malah justru lebih meriah karena ada tambahan satu orang lagi. Sementara Suwasti dan Kris sarapan, saya bergegas mengajak Emma berkeliling terminal. Kami berdua berbelanja nasi dan lauk untuk bekal makan siang dan malam kami nanti.
Saya juga sempat ngobrol dengan seorang pendaki yang juga mau naik ke gunung Lawu melalui jalur Cemoro Kandang. Dia sedang menunggu teman-temannya dari Jakarta. Hmm.. tumben sepi cetus saya dalam hati. Biasanya harpitnas seperti hari ini, terminal pasti penuh dengan pendaki yang juga berpikiran sama seperti kami.
Dan satu jam kemudian kami naik juga ke salah satu bus tujuan Tawangmangu. Next : episode bus armada sayur
(to be continued ... tapi kalau mau lihat foto-fotonya ada disini di lawu kulewati hutan yang kelabu dalam hujan)
Saya marah besar. Tiba-tiba saja Suwasti datang ditemani Kris. Kami berbisik-bisik di sudut warung yang ada di depan pol bus trayek Solo-Tawangmangu. Saat itu Joan sedang mandi dan Emma memandang kami tanpa sempat mengerti.
“Maaf, Na.” desah Suwasti. Wajahnya lelah sekali. Bus Safari Dharma yang ditumpanginya baru saja merapat. Bus tua yang terengah-engah sejak dari Jakarta dan baru delapan belas jam kemudian tiba disini. Oh, mereka terlambat sekali.
Kris seolah tak mendengar pertengkaran kami. Dia sibuk mengepak kembali kerirnya di pojok warung, tempat saya, Joan dan Emma yang sepanjang pagi ini menanti kedatangan mereka berdua.
“Kenapa Swas?” kejar saya lagi. “Kenapa aku justu tahu dari sms Heri semalam” hihihi.. gaya kami kayak drama di TV aja. Udara terasa kering, peluh mulai bercucuran padahal saya baru saja menumpang mandi di terminal ini.
“Kita masih satu team kan?” Sambil memandang bus tujuan Tawangmangu yang bolak-balik mengisi penumpang di hadapan kami. Dan berkali-kali menampik ajakan kernet bus untuk segera masuk ke dalam bus.
Saya kecewa sekali. Berbulan-bulan kami merencanakan perjalanan ini. Hingga akhirnya kami berempat siap berangkat. Saya, Suwasti, Joan dan Emma.
“Kris bilang, dia nggak ingin yang lain tahu kalau dia ikut” “Kenapa?” Saya menggeleng-gelengkan kepala. Mendadak kepala terasa pening. Aneh. Tiket bus sudah mereka beli sejak awal bulan lalu, jika mereka mau, ada banyak kesempatan hampir sebulan untuk memberi tahu kami.
Saya tahu Suwasti sedang dekat dengan Kris. Tapi Kris teman saya juga. Untuk alasan apapun, nggak mungkin kami akan jalan sendiri-sendiri seperti yang dia minta. “Kita akan berangkat bersama-sama dan tentu saja pulang juga bersama-sama”
Tapi tak lama kemudian kemarahan saya reda dengan sendirinya. Sudah terlanjur, ah… malah justru lebih meriah karena ada tambahan satu orang lagi. Sementara Suwasti dan Kris sarapan, saya bergegas mengajak Emma berkeliling terminal. Kami berdua berbelanja nasi dan lauk untuk bekal makan siang dan malam kami nanti.
Saya juga sempat ngobrol dengan seorang pendaki yang juga mau naik ke gunung Lawu melalui jalur Cemoro Kandang. Dia sedang menunggu teman-temannya dari Jakarta. Hmm.. tumben sepi cetus saya dalam hati. Biasanya harpitnas seperti hari ini, terminal pasti penuh dengan pendaki yang juga berpikiran sama seperti kami.
Dan satu jam kemudian kami naik juga ke salah satu bus tujuan Tawangmangu. Next : episode bus armada sayur
(to be continued ... tapi kalau mau lihat foto-fotonya ada disini di lawu kulewati hutan yang kelabu dalam hujan)
25 comments:
ada yg terlewat, di terminal bis banyak yg nyangka mba aries turis londo :-D
*menunggu kelanjutan catpernya*
kayak membaca cerpen di awal2, tapi di bagian akhir, kayak curhat hehehe
mmm... mantau lagi utk menunggu kelanjutan nya... :p
memang lagi curhat mas.. -mungkin judulnya harus diganti jadi curpen.. curahan pendek- huehehehe.....!!!
hahaha.. .. balik lagi ke jaman kompeni dong Mak..
sippppp!
hari itu pertama bertemu-mu mba, perempuan berambut krieill (juga) dan bermata coklad :D
duo kriwil bertemu xixixi
^O^ by. iwan fals (album keseimbangan)
.....
Aku dapat lepas teriak
Aku dapat bebas bergerak
Sambil menghangatkan tubuh pd api unggun
Lalu bersyukur atas semua ini
Ternyata msh ada tempat utk kita berbicara
Walau lewat mata
Kasihku bila saja kau disampingku
Kasihku bila saja kau didekatku
Pasti akan kupeluk kamu
Dan ku’ucapkan selamat pagi sayang…
welcome to the club, Jo. -kumpulan ibu2 berambut krit- ;)
welcome to the club, Jo. -kumpulan ibu2 berambut krit- ;)
ada 3 Mak.. -ada kris salah satunya-
keknya.. ada yang kangen naek gunung nih.
lg kangen mo masukin karung si mpuzzz lg niy... wkwkwkwkwkwkwk....
stay away from my mpuss...!!! grrrrrhhh!!!
yuhuuuuuuuuuu akhirnya catpet naek gunung lg, stlh bbrp tahun :)
hihi...ujung2nya romantis ngga nih ries?
hehehe.. makasih udah mampir, Fan..
hahaha.. endingnya masih rahasia. :D
hehehe endingnya tetap dibikin model cerpen ya
seru yah mbaaakkk.... ^____~
lanjuuuuuut!!!!
siap mas! namanya juga curpen ;)
hehehehe..no comment aahh..
Untung ada mas Kris yang jadi tukang foto :D
Post a Comment