*maksudnya mizone (minuman berenergi yang katanya bisa menggantikan ion tubuh itu lho) oiya kisah sebelumnya bisa dibaca disini yaaaa.... WHO SCRATCHES AT THE BLUE SKY
CIBOLEGER
Tempat kami ngebase disini semacam hall memanjang dengan dinding tembok semester ditambah kawat ayam hingga plafon.
Di tengah-tengah ruangan ada meja dan kursi panjang untuk duduk. Di sisi lain ada toko souvenir, warung nasi dan agak ke bawah sana ada jajaran kamar mandi dan toilet. Cukup bersih kok. Lumayan buat menumpang mandi. Kami makan siang sejenak. Minum kopi dan es teh manis. Segerrrrrr…!!!
Dan ketika kami pamit hendak pulang. Teman baduy kami bilang :
“nggak bisa kasih apa2.. hanya ini”
Ah.. kami terharu. Satu kantong plastik kecil berisi gula aren. aku tak bisa berkata-kata lagi. Kesederhanaan mereka membungkamkan hatiku. Nggak nyangka aja. Dapet hadiah ini. Hari ini juga mereka akan kembali ke Cibeo.
TERMINAL CIBOLEGER
Terminal Ciboleger ini hanya beberapa puluh langkah dari warung tadi.
Berupa lapangan luas persegi empat. Di keempat sisinya terdapat lapak-lapak tempat berjualan souvenir khas baduy.
Tepat di tengah lapangan ada satu tugu selamat datang di Ciboleger.
Pasti kalian akan ingat. Soalnya tugu ini ada patung satu keluarga besar bapak, ibu dan dua anak. *mungkin sekalian kampanye program KB*
Nah, di salah satu sisi lapangan ini ada jalan semen berupa trap tangga menuju atas. *itu arah datang kami barusan* menuju baduy. Dan disana sudah berjajar kendaraan elf menuju Rangkasbitung. Oiya, jangan lupa elf disini maksimum hanya ada sampai jam 15.00 sore.
Sopir angkot yang kemaren janji untuk datang menjemput kami, ternyata ingkar janji. Taufan sudah sebel aja. Bolak-balik sopir itu ditelpon tapi nggak diangkat.
Nggak cuma kamu, Fan. Aku juga sebel. Pertama, karena ingkar janji. Kedua, karena udah terlanjur di tambah tips Rp 25,000 kemaren. grrrrrrrh! Terlalu! *ini yang namanya nggak ikhlas kali ya? *
Tapi nggak apa-apa kok. Daripada harus mencarter lagi Rp 175,000 mendingan naek elf yang ongkosnya Rp 15,000 per orang. Betul nggak?
MENUJU RANGKASBITUNG
Perjalanan dari Ciboleger menuju Rangkasbitung hanya sekitar 1 jam. Walau jalan Berkelok-kelok dan menurun, tetapi pasti. Jauh lebih cepat sih, mungkin karena jalannya sudah nggak rusak seperti dulu. Aspalnya sudah mulus.
Jam tiga sore, Elf yang kami tumpangi berhenti tepat di Stasiun Kereta Rangkasbitung. Bukan dari pintu depan stat. sih. Tapi dari belakang. Jadi kami harus berlari-lari menyeberang jajaran rel kereta api dulu.
Kereta yang menuju JaKarta baru saja berangkat. Pas banget begitu aku menjejakkan kaki ke tanah.
Tapi masih ada kereta terakhir yang menuju Jakarta. Hanya, kali ini tujuan akhirnya hanya sampai stasion Tanah Abang. Kereta pukul 15.58 sore. *kalo nggak salah*
Ada satu rombongan lagi yang bersama kami di dalam elf ini. Sama-sama menginap di Cibeo semalam. Dari Jakarta, ber delapan. Sama-sama ngantri beli tiket kereta api. Dan sama-sama berhimpitan menumpang kereta ekonomi yang penuh ini menuju Jakarta.
catatan : Aku salah kira. Aku pikir, karena trayeknya Rangkas-Jakarta. Seharusnya kereta kosong dari Rangkas. Betul nggak? Tapi ternyata buuuuu….. kok penuh. Ngisi penumpang dari mana yak?
aku bersyukur bisa dapet tempat duduk. Taufan dan Sondang malah harus berdiri terus sampe stasiun Cisauk. Aku duduk menghadap lorong. Posisi siaga. Duduk di seperempat kursi. *bayangin tuh!* Bangku untuk berdua, diisi bertiga atau malah berempat.*berempat kalo anak-anak yaa.. percaya aja diboongin * Aku berusaha menciutkan tubuh. Sambil memegang kendi labu milik Taufan. *remember?*
Namanya juga kereta terakhir. Setiap stasiun, pasti nambah penumpang. Yang penting… terangkuuuuuuut!!!!!
“Mijoooooon.. mijooooooon” (maksudnya mizone )
“Assalamualaikuuuuuum” (yang mencari sumbangan)
“bukunyaaa.. bukunyaaa…. TTS ? TTS? (untuk mengabaikan orang yang duduk di sebelahmu)
“kopi panas..kopi panas” (yang bener aja mas? Hari yang gerah iniiiih?)
“jepitan rambut, asesoris.. jepitaaaan" (dan displaynya yang segede papan triplek itu menempel di hidungku)
“Duh Biyuuuuuuuung”
Aku pasrah.
-selesai- Serpong 25 juni 2008 10:16 (gara-gara nggak bisa onlen. Yang penting, ditulis duluuu)
catatan :
Kereta ekonomi Jakarta Kota – Rangkasbitung 2,5 jam @Rp 4,000
Angkot ke terminal bus Mandala Rangkas
elf trayek Rangkasbitung-Parigi (turun di Simpang Koranji) 2 jam @ 25,000
ojek menuju Nanggerang 15 menit @ 15,000 (kalo jalan kaki kurang lebih sekitar. 2,5 jam)
trekking menuju Cibeo 1,5 jam
cibeo – ciboleger (short cut, tidak melalui jalur Gajeboh) 3 jam
elf trayek Ciboleger – sta. kereta Rangkasbitung 1,5 jam @15,000
kereta ekonomi Rangkasbitung – Jakarta Kota @ Rp 4,000
baju kurung putih/ hitam made in baduy dalem : Rp 80,000
Selendang panjang made in baduy dalem : Rp 50,000
tas koja *ukuran variatif* Rp 30,000- 50,000
tas koja kecil Rp 30,000
gelang *tergantung bahannya*Rp 2,000-Rp 5,000
madu *satu botol* Rp 15,000-25,000
perlu diingat :
kereta terakhir dari Rangkas menuju Jakarta jam 16.00 sore. Hanya sampai Stat. Tanah Abang
minum kopi di warung Pa Hanna Nanggerang (untuk 6 orang) Rp 6,000
makan siang di Ciboleger (untuk 8 orang) Rp 53,000
next story : i miss u hanyCIBOLEGER
Tempat kami ngebase disini semacam hall memanjang dengan dinding tembok semester ditambah kawat ayam hingga plafon.
Di tengah-tengah ruangan ada meja dan kursi panjang untuk duduk. Di sisi lain ada toko souvenir, warung nasi dan agak ke bawah sana ada jajaran kamar mandi dan toilet. Cukup bersih kok. Lumayan buat menumpang mandi. Kami makan siang sejenak. Minum kopi dan es teh manis. Segerrrrrr…!!!
Dan ketika kami pamit hendak pulang. Teman baduy kami bilang :
“nggak bisa kasih apa2.. hanya ini”
Ah.. kami terharu. Satu kantong plastik kecil berisi gula aren. aku tak bisa berkata-kata lagi. Kesederhanaan mereka membungkamkan hatiku. Nggak nyangka aja. Dapet hadiah ini. Hari ini juga mereka akan kembali ke Cibeo.
TERMINAL CIBOLEGER
Terminal Ciboleger ini hanya beberapa puluh langkah dari warung tadi.
Berupa lapangan luas persegi empat. Di keempat sisinya terdapat lapak-lapak tempat berjualan souvenir khas baduy.
Tepat di tengah lapangan ada satu tugu selamat datang di Ciboleger.
Pasti kalian akan ingat. Soalnya tugu ini ada patung satu keluarga besar bapak, ibu dan dua anak. *mungkin sekalian kampanye program KB*
Nah, di salah satu sisi lapangan ini ada jalan semen berupa trap tangga menuju atas. *itu arah datang kami barusan* menuju baduy. Dan disana sudah berjajar kendaraan elf menuju Rangkasbitung. Oiya, jangan lupa elf disini maksimum hanya ada sampai jam 15.00 sore.
Sopir angkot yang kemaren janji untuk datang menjemput kami, ternyata ingkar janji. Taufan sudah sebel aja. Bolak-balik sopir itu ditelpon tapi nggak diangkat.
Nggak cuma kamu, Fan. Aku juga sebel. Pertama, karena ingkar janji. Kedua, karena udah terlanjur di tambah tips Rp 25,000 kemaren. grrrrrrrh! Terlalu! *ini yang namanya nggak ikhlas kali ya? *
Tapi nggak apa-apa kok. Daripada harus mencarter lagi Rp 175,000 mendingan naek elf yang ongkosnya Rp 15,000 per orang. Betul nggak?
MENUJU RANGKASBITUNG
Perjalanan dari Ciboleger menuju Rangkasbitung hanya sekitar 1 jam. Walau jalan Berkelok-kelok dan menurun, tetapi pasti. Jauh lebih cepat sih, mungkin karena jalannya sudah nggak rusak seperti dulu. Aspalnya sudah mulus.
Jam tiga sore, Elf yang kami tumpangi berhenti tepat di Stasiun Kereta Rangkasbitung. Bukan dari pintu depan stat. sih. Tapi dari belakang. Jadi kami harus berlari-lari menyeberang jajaran rel kereta api dulu.
Kereta yang menuju JaKarta baru saja berangkat. Pas banget begitu aku menjejakkan kaki ke tanah.
Tapi masih ada kereta terakhir yang menuju Jakarta. Hanya, kali ini tujuan akhirnya hanya sampai stasion Tanah Abang. Kereta pukul 15.58 sore. *kalo nggak salah*
Ada satu rombongan lagi yang bersama kami di dalam elf ini. Sama-sama menginap di Cibeo semalam. Dari Jakarta, ber delapan. Sama-sama ngantri beli tiket kereta api. Dan sama-sama berhimpitan menumpang kereta ekonomi yang penuh ini menuju Jakarta.
catatan : Aku salah kira. Aku pikir, karena trayeknya Rangkas-Jakarta. Seharusnya kereta kosong dari Rangkas. Betul nggak? Tapi ternyata buuuuu….. kok penuh. Ngisi penumpang dari mana yak?
aku bersyukur bisa dapet tempat duduk. Taufan dan Sondang malah harus berdiri terus sampe stasiun Cisauk. Aku duduk menghadap lorong. Posisi siaga. Duduk di seperempat kursi. *bayangin tuh!* Bangku untuk berdua, diisi bertiga atau malah berempat.*berempat kalo anak-anak yaa.. percaya aja diboongin * Aku berusaha menciutkan tubuh. Sambil memegang kendi labu milik Taufan. *remember?*
Namanya juga kereta terakhir. Setiap stasiun, pasti nambah penumpang. Yang penting… terangkuuuuuuut!!!!!
“Mijoooooon.. mijooooooon” (maksudnya mizone )
“Assalamualaikuuuuuum” (yang mencari sumbangan)
“bukunyaaa.. bukunyaaa…. TTS ? TTS? (untuk mengabaikan orang yang duduk di sebelahmu)
“kopi panas..kopi panas” (yang bener aja mas? Hari yang gerah iniiiih?)
“jepitan rambut, asesoris.. jepitaaaan" (dan displaynya yang segede papan triplek itu menempel di hidungku)
“Duh Biyuuuuuuuung”
Aku pasrah.
-selesai- Serpong 25 juni 2008 10:16 (gara-gara nggak bisa onlen. Yang penting, ditulis duluuu)
catatan :
Kereta ekonomi Jakarta Kota – Rangkasbitung 2,5 jam @Rp 4,000
Angkot ke terminal bus Mandala Rangkas
elf trayek Rangkasbitung-Parigi (turun di Simpang Koranji) 2 jam @ 25,000
ojek menuju Nanggerang 15 menit @ 15,000 (kalo jalan kaki kurang lebih sekitar. 2,5 jam)
trekking menuju Cibeo 1,5 jam
cibeo – ciboleger (short cut, tidak melalui jalur Gajeboh) 3 jam
elf trayek Ciboleger – sta. kereta Rangkasbitung 1,5 jam @15,000
kereta ekonomi Rangkasbitung – Jakarta Kota @ Rp 4,000
baju kurung putih/ hitam made in baduy dalem : Rp 80,000
Selendang panjang made in baduy dalem : Rp 50,000
tas koja *ukuran variatif* Rp 30,000- 50,000
tas koja kecil Rp 30,000
gelang *tergantung bahannya*Rp 2,000-Rp 5,000
madu *satu botol* Rp 15,000-25,000
perlu diingat :
kereta terakhir dari Rangkas menuju Jakarta jam 16.00 sore. Hanya sampai Stat. Tanah Abang
minum kopi di warung Pa Hanna Nanggerang (untuk 6 orang) Rp 6,000
makan siang di Ciboleger (untuk 8 orang) Rp 53,000
36 comments:
Kalau ini aku selalu spesial minta dibikinin di tangan (jadi pas) sama Sangsag.
Kalau gelangnya udah rusak berarti harus kesana lagi :)
inpohnya lengkap beneeeeer
menyenangkan sekali baca ceritanya mbak, komplit lagi...
gula aren dari sana lebih enak deh, dulu pernah dikasih juga
hiyyyaaaa... ada lagi cerita bersambungyahhh.....
....besok apa yahhh, nebak-nebak sotoy.....
sekalian mbikin cadangannya nggak Heen?
sekalian buat dokumentasi pribadi, Maaan...
tengkyuuuu Fiiiit...
Wuiiiihhh... siap di copas (copy paste), siap mengikuti jejak si ibu ini, hikhihkihiki. . .
besok sih.... adaaaa aaaaajaaaah....
tuuul!
brangkeeeeeek.....;)
twengs ceritanya ries! :)))
btw, ries, harddis digimate-ku ketemu.
ternyata ada di tas..
thanks again.. :)
Thx sharingnya kak.bnr2 nge bekpek :)
pohon ini buatmu :)
@ pantai mali, alor, nusatenggara timur
(kalau mau yg hires boleh, ries!)
wah..keren... ke baduy....
wah tfs, secara gue blum pernah ke Baduy......
marahnya ama suwasty aj, dr dl janji2 ngajak ke baduy cm tinggal janji :(
Menariiik sekali kisahnya!
waduh..kok bisa ya pohon itu idup di aer laut..? emang pohon apaan sih tuh...
Ato karena lagi pasang ya lautnya..makanya ke hempas Ombak..:-D
Bagus Banget lokasinya....ck ck.
*Ups..out of topic nich..*
Hehehehe..setelah ditunggu tunggu..akirnya sampe juga ending-nyaa....
*Bernafas dengan lega* :-)
Yeee jd kangen baduy neeeh...
makasih Nef... :D keren amat pohonnya ..hiks..hiks.. terharu deh...
*iya ya..minta higresnya. tengkyu lhoooo*
syukurlah kalo gitu Nef...
sama-samaaaa...
mangkanye Beeek.. ntar ikutan yah
sama-sama mbaak..
dengerin tuh swaaaas.. ada yang curhaat...
masih ada satu lagi puuuts.. :D
makasih mbak TJ..
kangen vera jugaaah..:D
inpohnya lengkep euyyy..........meluncurrrrrrrrr ahh
makaseh mba ariesna ........:)
sim-siiiimm
mijonnya, tanteee... :)
@ pasir panjang, kupang
huehehehe.... nemu ajaaa...
Post a Comment