Panggil aku mpus endut saja

Dua minggu lalu, ada kucing mungil yang miau-miau di halaman depan. Sepertinya ada yang ninggalin dia disini deh :(  Saya nggak pernah lihat dia sebelumnya. Seingat saya, in our neighborhood nggak ada anak kucing yang badannya gendut dan mukanya gepeng kayak ditabrak truk seperti ini. :D

Kami saling bertatapan. Saya dengan pandangan yang menyiratkan kata: “Gendut!” dan dia dengan pandangan puss on the boots-nya berucap “Please..please..please… adopt me!”  arrrgh……mana tahaaaan….!

 Itulah asal muasal kenapa mpus ini saya beri nama mpus endut!

Dua hari pertama, rumah ini serasa di ‘neraka’ deh. Saya lelah sekali. Sering terjadi perang antar gank antara si empus ndut versus mpus mboy dan mpus unyil *secara mereka adalah penghuni resmi rumah ini* Rebutan daerah tongkrongan, rebutan tempat asah cakar miau dan yang jelas rebutan mangkok isi makanan.

 Korbannya sudah pasti saya seorang. Sudah tidak terhitung tangan dan kaki yang penuh dengan goresan cakar miau mereka ketika saya menengahi peperangan.

Saya ragu. Akankah tercipta kedamaian di muka bumi ini? Walau masih kecil, si endut ini dominan sekali. Maklum kucing jantan. Sementara wanita-wanita itu *mpus mboy dan unyil* mengeong bawel karena ada kucing iseng yang mengganggu kenyamanan mereka.

Ternyata doa saya terkabul minggu lalu. Sekarang isi rumah sudah aman dan tentram. Namanya juga baru kenalan. Itu dulu, hari ini si ndut dan unyil malah maen bareng. Dan si ndut terlihat agak segan dengan mpoknya si mpus mboy. Walau kadang-kadang, cakar miaunya yang segede tampah itu sering mampir di kaki.

Tapi semua sayang padamu mpus nduuuuut !

Serpong 2 nov 07 –ketika beras 10kg sebulan tidaklah cukup bagi kami semua hiks!-