Jika ada yang bertanya dimana letaknya Candi Muara Takus, tentu dengan keyakinan penuh akan saya jawab : di propinsi Jambi. Semantap dan sejelas pelajaran sejarah yang saya terima waktu es de dulu.
Tapi itu sebulan yang lalu. Ketika saya dengan bodohnya merencanakan akan pergi kesana seusai trip dari pedalaman Jambi.
Masih terbayang di benak saya tentang candi ini. Sebuah bangunan persegi yang rapi yang disusun dari susunan batu bata merah. (tentu tak berwarna, karena buku sejarah saya dulu berupa cetakan hitam putih) ;p
Dan kenyataan pahit harus saya terima. Muara Takus ada di Riau. Itupun masih 135 km lagi dari ibukota Pekanbaru.
Lalu pencariannya saya balik. Dari gambar menuju lokasi. Dan ternyata saudara-saudara. Dari gambar yang saya hapal betul bentuknya itu, ternyata adalah candi Muaro jambi. Dan iyahaa! letaknya ada di propinsi Jambi. Ada yang salah dengan buku sejarah? Hmm.. itu soal nanti. The good news is. I found my candi. :)
Maka, akhirnya disinilah saya. Bersama my partner in crime, Ika dan ditemani teman-teman dari Sendal Jepit, Jambi. Saya diantar berkeliling.
Menyusuri situs ini tak cukup waktu sehari. Sebenarnya kalau memungkinkan saya ingin menginap di wisma yang ada di pusat kompleks ini. (walau agak spooky :p) Disini juga ada museum, mesjid, toilet umum dan banyak tempat jajan. Oh iya, jangan lupa menyewa sepeda. Tinggal pilih, sepuluh ribu rupiah saja. SEPUASNYA :p.
BTR 22 Januari 2013, 15.53 wib, spin off trip Suku Anak Dalam 9-17 Desember 2012; hujan gede, belum masak, belum menyetrika dan mpus khow-khow nongkrong miau-miau di depan monitor .. oh my....:p
Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai. Luasnya dua puluh kali lebih besar dari Borobudur dan dua kali lebih luas dari kompleks Angkor Wat di Kamboja, Tak perlu heran jika ternyata Candi Muarojambi disebut sebagai kawasan candi terluas di Asia Tenggara.
Sampai saat ini telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri atas 39 kelompok candi. Sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum dikupas (diokupasi) dan masih dimiliki oleh penduduk setempat. Namun baru sembilan candi yang telah dipugar : Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano.