Kisah ini terjadi ketika pertama kali kami menyewa mobil. Waktu itu baru seminggu pertama kami tiba kembali di US. Pos pertama kami ada di daerah East Windsor, di New Jersey. Berhubung suami tidak dapat menyetir J dan sayalah satu-satunya harapan baginya, untuk mengantar jemput ke kantor, berikut urusan belanja harian kami ke supermarket terdekat.
Mungkin karena ini pengalaman baru bagi kami. Jadi harap maklum, begitu banyak hal baru dalam sekejap harus dipelajari.. Termasuk langsung nyebur dan nyetir di belantara kota. Beberapa point dibawah ini bukan mitos… tapi fakta adanya.
mobil jepang v.s mobil amrik
yup! Bagai bumi dan langit deh. Seperti umumnya kendaraan keluaran amrik. Ciri-cirinya : Tinggi, besar dan lebaaaaaar…..! Malah si penyewa bingung karena kami secara spesifik mencari mobil yang mungil. Hihihi.. mau cari mobil Jepang? Huaaaa.. susahnya minta ampun deh. Itu pun satu dalam seribu.
cash v.s kredit
Kami kira sistemnya cash and carry (maklum kami berasal dari kampung J). Ya, salah besar-laaah tentu saja it’s not working! Hidup disini, tanpa kartu kredit, nggak bisa apa-apa. Mau booking hotel, mau sewa mobil, sampe beli tiket pertunjukanpun,… krediiiit!
Yang dibutuhkan hanya kartu kredit dan SIM. Nggak punya SIM internasional, ternyata SIM Ind (catat: SIM negara yang bersangkutan) bisa dipakai. Sesederhana itu. Pilih kendaraan yang kamu suka (dan sesuai dengan budget tentunya) dan voila…. Dalam hitungan detik, kamu sudah berada didalamnya.
manual v.s otomatis
Saya masih inget dulu waktu belajar nyetir. Waktu itu, saya masih lucu-lucunya. (yeaah! years ago) Udah gratisan pake mobil dinas bokap, udah setirnya berat *belum jamannya ada power steering* Salah melulu untuk pasang persneling, ealaaah ditambah latihan ala militer pula’. Hiks! (Harap maklum juga kalo SIM-nya dapet nembak. Hehehe…) Jadi, nggak perlu khawatir mesin mogok gara-gara lupa tekan kopling, atau merasa tegang luar biasa akibat nemu tanjakan. Kemaren, modal nekad aja, saya tanya gimana caranya maju dan mundur, mondar-mandir belajar sebentar di halaman rental. Dan…langsung cabuuuut ke jalan raya… hiyaaaaa!
Peta v.s orientasi
Nggak di gunung nggak di kota, nyasaaar mulu. Tips saya, BELI PETA dulu deh! Buat saya yang sifatnya kayak Dorry di film ……………. Aduh apa ya? Tuh kan. Lupa! J
Udah saya usahakan mengingat-ingat. Belokan pertama, kedua .. setelah itu, lupa! Kalo di Jakarta, gampang, berhenti bentar, turun dan tanya. Banyak orang yang masih berbaik hati untuk membantu. Kelewat baik malah, sampe ada yang menawarkan diri mau nganter. Beuh! Tapi disini? Mau tanya sama siapa? Kanan kiri penuh dengan ladang. Kalaupun ada rumah, rumahnya sepi seperti tak bertuan. (dengan tanda NO TRESPASSING atau PROHIBITED BY LAW) di depannya. Hiks! Mungkin karena di mobil mereka pada pake GPS kali ya?
setir kanan v.s setir kiri
Intinya sih sama. Setir tetap belum berubah. masih berbentuk bundar. Tapi efek sampingnya, Hmmm.. suka salah pasang lampu sign. Yang paling sering, wiper yang jalan walaupun hari cerah ceria. (malu mode : on)
jalur kiri v.s jalur kanan.
“Lama-lama nyetir itu tinggal masalah feeling” itu kata Bokap lho! Tapi, setelah dipikir-pikir (maksudnya, setelah sekian tahun selalu jadi “sopir” keluarga, hingga tampuk kekuasaan pindah ke adik bungsu saya, setelah sekian tahun jadi “sopir” teman-teman kuliah, (catat: sedih deh, nggak pernah disopirin)), saya jadi ngerti dengan apa yang disebut : nyetir itu pake feeling. Yang asalnya dari otak kiri, sekarang udah pindah ke otak kanan. Nggak pake diproses lagi. Tau sendiri akibatnya belok kanan atau kiri, selalu aja salah noleh. Mau pindah jalur, selalu salah dan nyelonong ke jalur lawan.. halah!
Jalan “1” v.s jalan “a”
22nd street. 33rd road. 18drv. Apa nggak mudeng nih? Kenapa sih nggak bikin nama jalan yang mudah diinget? Jalan Kamboja atau Jalan Melati gitu lho. Biasanya nih, kalo udah mulai nyasar, saya selalu mencari papan nama toko, atau gedung yang biasanya mencantumkan alamat dan nomor jalan. Iya, betul! Itu kalo di Indonesia. Tapi disini? Maaf maaf saja. Nggak ada sama sekali bow! Memang, positifnya sih papan nama petunjuk jalan tidak tertutup pohon atau papan reklame, cumaaa, tulisannya kecil-keciiiil, aduuuh.. jadi sering kelewat!
Pengemudi sini v.s pengemudi sana
Kalo pernah ngerasain nyetir mobil di tengah hari bolong di kota Jakarta (catat: panas, macet, pengamen, asongan, bajaj lewat, motor nyalip, orang nyebrang secara acak, bunyi klakson, asap kendaraan dan metro mini yang merasa tubuhnya sekseh J). Baru tahu deh betapa “aman dan tentram”nya nyetir disini. Nggak berani pindah jalur, nggak semena-mena tekan klakson, dan dengan manis selalu menyilakan orang yang pengen nyebrang.
Terakhir,
Alangkah nyamannya bila disopirin sama orang lain. Bisa liat pemandangan kiri kanan! Huehehehe…
Oakbrook Terrace, Illinois 17 okt 06 ; 1:24 subuh
another pic : Sayangnya bukan di Jakarta ... :)