Cepat sekali ya waktu itu bergerak? Tentu saja aku bisa bilang begitu karena waktu akan terus bergerak. Bumi akan terus berputar. Umur berkurang setiap hari. Dan yang terjadi selalu datang dan pergi. Masih ingat seratus hari yang lalu? Hari dimana kamu bilang “saya yang akan menghubungi kamu”
Sejak detik itu. Sudah kuhapus semua nomor angka, tulisan, speed dial, atau apapun itu yang berkaitan dengan kamu. Sejak itu, aku sudah memutuskan. AKu akan silent mode saja. Bukan posisi menunggu. Tapi posisi yang akan terjadi.. yaaa ..monggo silakan terjadi. Dihubungi syukur. Nggak dihubungi juga nggak apa-apa.
Kalau kamu sekarang sudah mati pun. Aku tidak akan pernah tahu kan? Karena orang mati tidak mungkin dapat mengabarkan kematiannya dengan menghubungi aku. Kamu kecelakaan, kamu menikah, kamu pergi ke luar negeri-pun. AKu tetap tidak tahu. DAN TIDAK MAU TAHU.
Maka seratus hari yang lalu, aku sendiri sedikit-demi sedikit mulai yakin apa itu yang dimaksud dengan hubungan. NO RELATION kalau tidak ada komunikasi sama sekali. Mulai yakin, karena selama ini selau ada proses deny. Penyangkalan! Kadang-kadang aku bisa terkaget-kaget sendiri kalau menyadari betapa naïf-nya aku selama ini.
Dalam seratus hari ini, banyak sekali perubahan yang dapat aku buat. BUat diri sendiri. Buat pohon yang sedang tumbuh. Buat kucing hitam yang aku tak tahu siapa namanya. Buat hujan yang sudah mulai turun belakangan ini. BUat sinar matahari, buat angin. Buat batu. Aspal. Tanah basah. Rumput. Atap rumah. Padang ilalang. Becak. Lampu di jalan. Walau hingga detik ini, masih saja aku bertanya-tanya.. wondering… sedang apa ya dia? Apa yang dia lakukan sekarang? Aku harap itu hal yang baik buatnya.
(bsd, 22 Oktober 2004, jam 07.20)
Habis sahur, minum kopi, nggak bisa tidur lagi. Browse dari subuh tadi. Udah ngerapiin data. Kucing hitam lagi leyeh-leyeh di ruang tengah.
Sejak detik itu. Sudah kuhapus semua nomor angka, tulisan, speed dial, atau apapun itu yang berkaitan dengan kamu. Sejak itu, aku sudah memutuskan. AKu akan silent mode saja. Bukan posisi menunggu. Tapi posisi yang akan terjadi.. yaaa ..monggo silakan terjadi. Dihubungi syukur. Nggak dihubungi juga nggak apa-apa.
Kalau kamu sekarang sudah mati pun. Aku tidak akan pernah tahu kan? Karena orang mati tidak mungkin dapat mengabarkan kematiannya dengan menghubungi aku. Kamu kecelakaan, kamu menikah, kamu pergi ke luar negeri-pun. AKu tetap tidak tahu. DAN TIDAK MAU TAHU.
Maka seratus hari yang lalu, aku sendiri sedikit-demi sedikit mulai yakin apa itu yang dimaksud dengan hubungan. NO RELATION kalau tidak ada komunikasi sama sekali. Mulai yakin, karena selama ini selau ada proses deny. Penyangkalan! Kadang-kadang aku bisa terkaget-kaget sendiri kalau menyadari betapa naïf-nya aku selama ini.
Dalam seratus hari ini, banyak sekali perubahan yang dapat aku buat. BUat diri sendiri. Buat pohon yang sedang tumbuh. Buat kucing hitam yang aku tak tahu siapa namanya. Buat hujan yang sudah mulai turun belakangan ini. BUat sinar matahari, buat angin. Buat batu. Aspal. Tanah basah. Rumput. Atap rumah. Padang ilalang. Becak. Lampu di jalan. Walau hingga detik ini, masih saja aku bertanya-tanya.. wondering… sedang apa ya dia? Apa yang dia lakukan sekarang? Aku harap itu hal yang baik buatnya.
(bsd, 22 Oktober 2004, jam 07.20)
Habis sahur, minum kopi, nggak bisa tidur lagi. Browse dari subuh tadi. Udah ngerapiin data. Kucing hitam lagi leyeh-leyeh di ruang tengah.